Page 41 - E Klipping Iklan Kosmetik Kesusilaan
P. 41

Kashuri mengatakan, sanksi tersebut merupakan hasil pengawasan iklan kosmetik. BPOM telah
                 memberikan sanksi berupa pencabutan nomor izin edar atau notifikasi produk kosmetik tersebut sejak
                 Januari 2024.

                 "BPOM juga bersinergi dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) untuk mengawasi peredaran
                 dan promosi produk kosmetik di media online serta memberikan rekomendasi takedown terhadap
                 e-commerce yang mengiklankan produk tersebut," katanya.


                 Baca Juga: 7 Klinik Kecantikan di Sumsel Jual Kosmetik Tanpa Izin Edar
                 2. Empat produk yang menampilkan erotis


                 BPOM Cabut Izin Edar 4 Produk Kosmetik Tampilkan Iklan ErotisBPOM Tindak Pabrik Kosmetika
                 Ilegal yang Diduga Mengandung Bahan Dilarang di Jakut. (youtube.com/Badan Pengawas Obat dan
                 Makanan)

                 Keempat produk kosmetik yang menampilkan iklan tersebut adalah Potens Special Gel for Man
                 (nomor notifikasi NA18230104521, pemilik nomor notifikasi Botryo Herba Bioteknologi), Hanimun
                 Gentle Gel (nomor notifikasi NA18210112280, pemilik nomor notifikasi Tritunggal Sinarjaya).


                 Kemudian Cocomaxx Gel Massage Gel (nomor notifikasi NA 18210102363, pemilik nomor notifikasi
                 Tritunggal Sinarjaya) dan Geltama Gentle Gel (nomor notifikasi NA 18230100410, pemilik nomor
                 notifikasi Tritunggal Sinarjaya).


                 3. Materi promosi sesuai yang diajukan ke BPOM

                 BPOM Cabut Izin Edar 4 Produk Kosmetik Tampilkan Iklan ErotisDaftar produk yang dikenakan
                 sanksi oleh BPOM/Tangkapan layarwww.pom.id


                 Dia mengatakan, informasi pada iklan kosmetik yang beredar wajib memenuhi kriteria dalam
                 Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun 2021 tentang Pengawasan Periklanan Kosmetika. Di antaranya
                 iklan tidak mengeksploitasi erotisme atau seksualitas.

                 Kriteria pertama, objektif, yaitu informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh
                 menyimpang dari sifat kemanfaatan, cara penggunaan, dan keamanan kosmetik.


                 "Materi promosi atau iklan produk kosmetik wajib memuat informasi yang sesuai dengan data
                 informasi yang diajukan pada saat pengajuan izin edar (notifikasi) produk kosmetik," katanya.


                 Kriteria kedua, tidak menyesatkan, yaitu informasi yang disampaikan dalam iklan harus jujur, akurat,
                 dan bertanggung jawab, serta tidak memanfaatkan kekhawatiran masyarakat.


                 Kriteria ketiga, tidak menyatakan seolah-olah sebagai obat atau bertujuan untuk mencegah suatu
                 penyakit.
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46