Page 26 - FMB91
P. 26
Judul : Bangun Benteng Ketahanan, Dede Yusuf: Masyarakat Berhak
Dapat Kesehatan Berkualitas
Nama Media : wartakini.news
Tanggal : 16 September
Halaman/URL : http://wartaterkini.news/bangun-benteng-ketahanan-dede-yusuf-masyarakat-
berhak-dapat-kesehatan-berkualitas/
Tipe Media : Online
Tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) salah satunya adalah menerima masukan
dari masyarakat. Berikutnya, menyatukan persepsi antara kementerian kesehatan, Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) dan lembaga terkait lainya.
Demikian disampaikan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat
9 (Dismed FMB’9) dengan tema “Peningkatan Perlindungan Masyarakat serta Daya Saing Obat dan
Makanan” di Ruang Serba Guna Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo),
Jakarta, Senin (16/9/2019).
“Karena itu, kami melihat dari sisi mana negara hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membangun
benteng ketahanan, sehingga bagaimana masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan kualitas
kesehatan,” ujar Dede.
Di indonesia, menurut Ketua Komisi IX DPR RI, salah satu penyebab penyakit adalah karena gaya hidup
terkait makanan dan minuman. Bahkan, menurut laporan yang diterima dari Kementerian
Perdagangan, pertumbuhan makanan dan minuman lebih tingi dari pertumbuhan perekonomian.
“Data ini yang harusnya menjadi landasan awal kita harus bergerak. Kalau kita bandingkan, ada mie
instan, di eropa rasanya tidak seenak yang di sini. Karena di sana MSG-nya tidak boleh tingi. Itu artinya,
kalau di Indonesia masih tinggi. Begitupun dengan minuman, di luar negeri ada minuman teh yang
populer di Indonesia tapi tidak semanis yang ada di Indonesia,” ungkap Dede.
Lantas, menurut Dede Yusuf, bagaimana dengan obat yang beredar yang dengan mudah bisa dibeli,
khususnya secara online. Bahkan, ada klasisifikasinya, ada yang KW super ada juga yang KW ori.
Ada sebuah laporan masyarakat ke kami, DPR, ada produk obat dengan kandungan babi. Setelah
diselidiki, ternyata ada supllier yang iseng. Yang seharusnya membeli dari Spanyol, tapi dicari yang
lebih murah, akhirnya diambil dari China. Bahan baku obatnya ada KW sampai 16. Yang KW itulah yang
mengandung babi,” ulas Dede.