Page 5 - Forum Merdeka Barat (FMB) 9
P. 5

Judul          : Keamanan Pangan Butuh Kesadaran Tiap Individu
               Nama Media     : kompas.id
               Tanggal        : 16 September
               Halaman/URL  : https://kompas.id/baca/ekonomi/2019/09/16/keamanan-pangan-butuh-
                              kesadaran-tiap-individu
               Tipe Media     : Online


               Pemerintah bertanggung jawab melindungi masyarakat dari ancaman berbagai produk makanan dan
               minuman yang berbahaya bagi kesehatan. Meski begitu, kesadaran masyarakat untuk memilih jenis
               pangan yang aman dan sehat juga penting. Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf dalam Forum Merdeka
               Barat 9 di Jakarta, Senin (16/9/2019), mengatakan, masyarakat harus paham berbagai kandungan
               yang terdapat pada makanan ataupun minuman yang dikonsumsi. Dampak buruk kesehatan akibat
               pangan yang tidak sehat biasanya muncul karena konsumsi yang dilakukan terus-menerus ”Kesadaran
               ini  baru  muncul  jika  masyarakat  mendapatkan  informasi  yang  benar  dan  jelas.  Untuk  itu,  tugas
               Pemerintah memberikan edukasi terkait keamanan pangan. Pastikan juga kewajiban mencantumkan
               informasi kandungan makanan ataupun minuman pada kemasan dijalankan oleh produsen,” katanya.
               Menjamin keamanan pangan berarti melindungi masyarakat dari kandungan pangan yang tercemar,
               baik  oleh  cemaran  kimia,  biologis,  ataupun  kandungan  lainnya  yang  bisa  merugikan  dan
               membahayakan  kesehatan.  Selain  terkait  kandungan,  pangan  yang  aman  juga  terjamin
               kebersihannya.



               Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Penny K Lukito mengatakan, maraknya jual-beli
               secara daring menjadi tantangan Badan POM dalam mengawasi obat dan makanan. Masyarakat pun
               diharapkan bisa lebih berdaya untuk menjadi konsumen yang cerdas. Untuk menjamin keamanan
               pangan bagi masyarakat, Badan POM berupaya melalui beberapa cara, seperti pengawasan mutu
               fortifikasi pangan dan pengaturan informasi nilai gizi pada label kemasan pangan. Informasi nilai gizi
               pada kemasan harus mencantumkan beberapa kandungan gizi, seperti energi, lemak, gula, dan garam.
               ”Selain nilai gizi, masyarakat juga bisa lebih teliti mengecek kemasan pangan apakah memiliki logo
               bertuliskan ’Pilihan Lebih Sehat’. Produk yang mencantumkan logo ini berarti telah memenuhi kriteria
               untuk menjadi pilihan produk yang lebih sehat berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemaknya,”
               ujarnya. Sementara ini, logo ”Pilihan Lebih Sehat” baru diberlakukan untuk produk minuman siap
               konsumsi dan mi atau pasta instan. Melalui label informasi gizi dan logo tersebut diharapkan bisa
               menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih produk pangan yang sesuai dengan batasan gizi
               yang dibutuhkan tubuh.


               RUU pengawasan obat dan makanan

               Dede  menambahkan,  upaya  perlindungan  masyarakat  terhadap  produk  obat  dan  makanan  yang
               berbahaya juga perlu diperkuat dengan pengawasan yang lebih baik. Menurut dia, selama ini Badan
               POM belum memiliki otoritas yang cukup dalam mengawasi obat dan makanan serta produk turunan
               lainnya, seperti kosmetik, produk tembakau, dan jamu. Hal ini disebabkan karena belum ada landasan
               legal yang kuat dan permanen. ”DPR telah berinisiatif membentuk Undang-Undang Pengawasan Obat
               dan Makanan. Melalui regulasi ini, Badan POM dinilai bisa lebih efektif memberikan perlindungan dan
               pelayanan  ke  publik  terkait  pengawasan  obat  dan  makanan,”  ucapnya.  Staf  Ahli  Bidang  Hukum
               Kesehatan Kementerian Kesehatan Kuwat Sri Hudoyo menyatakan, daftar inventaris masalah (DIM)
               atas  UU  tersebut  ditargetkan  bisa  diserahkan  oleh  Kemenkes  pada  20  September  2019.  ”Supaya
               dipastikan pembentukan regulasi ini berlanjut, saya harap DPR bisa membentuk panja (panitia kerja)
               terlebih dahulu sebelum Pemerintahan baru,” katanya.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10