Page 40 - Bahasa Indonesia Lihat Sekitar (Dengan Kearifan Lokal Baduy)
P. 40

Di  Desa  Cibeo,  tidak  ada  listrik  atau  mesin-mesin  modern.  Kehidupan  sehari-hari
               penduduk  desa  sepenuhnya  bergantung  pada  tenaga  manusia.  Pagi-pagi,  suara
               ayam  berkokok  menjadi  tanda  bahwa  hari  baru  telah  tiba.  Warga  desa  memulai
               rutinitas  mereka  dengan  berkumpul  di  ladang  untuk  bertani.  Mereka  menanam
               berbagai jenis sayuran, padi, dan tanaman obat. Semua pekerjaan dilakukan secara
               manual, tanpa bantuan alat berat.

               “Kami  tidak  boleh  menggunakan  listrik  atau  barang-barang  modern.  Kami  harus
               hidup sederhana seperti nenek moyang kami,” kata seorang anak Baduy.

               Setelah bekerja di ladang, para wanita di desa berkumpul untuk memasak di dapur
               bersama.  Mereka menggunakan  kayu  bakar untuk memasak makanan  tradisional,
               seperti  nasi  liwet  dan  sayur  mayur.  Kegiatan  ini  bukan  hanya  tentang  memenuhi
               kebutuhan, tetapi juga menjadi momen penting untuk menjalin ikatan sosial. Sambil
               memasak,  mereka  bercerita  dan  tertawa,  menghidupkan  suasana  kebersamaan
               yang hangat.

               Desa Cibeo juga memiliki banyak tempat yang dianggap suci oleh suku Baduy. Di
               sekitar desa, terdapat hutan larangan yang tidak boleh dirusak oleh siapapun. Hutan
               ini dipercaya sebagai tempat tinggal roh leluhur dan makhluk halus. Ada sungai yang
               mengalir jernih, dan di tepi sungai itu terdapat bukit yang dijaga dengan sangat baik.

               “Hutan ini sangat penting bagi kami. Kami harus menjaganya agar tetap hijau dan
               asri,” ujar salah seorang warga Desa Cibeo.



















                                        Kegiatan Gotong Royong. Foto oleh Siti Maemunah

               Meskipun  hidup  dengan  sangat  sederhana,  orang-orang  Baduy  di  Desa  Cibeo
               terlihat bahagia dan damai. Mereka saling tolong-menolong dalam setiap kegiatan,
               dari  bertani hingga  mengolah  hasil panen. Tradisi  leluhur mereka  sangat  dihargai,
               dan mereka  mengajarkan  nilai-nilai tersebut  kepada  anak-anak mereka  sejak dini.
               Setiap  tahun,  mereka  merayakan  festival  tradisional  untuk  menghormati  alam  dan
               nenek  moyang  mereka.  Festival  ini  melibatkan  tarian,  musik,  dan  ritual  yang
               memperkuat ikatan antara mereka dan alam sekitar.








                                                           32
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45