Page 16 - Nona Bupu Pemandu Cilik
P. 16
Mendaki Gunung Inerie
Sesuai kesepakatan sebelumnya, saya akan memandu Kak Tiara mendaki Gunung
Inerie bersama dengan Tuti dan Sherlin. Di halaman rumah Tuti, kami menunggu kedatangan
Kak Tiara dengan sabar.
“Itu dia! Kak Tiara datang!” Saya berseru senang saat melihat kedatangan Kak
Tiara dengan Om Titus. Deru motor Om Titus kian mendekat, lampu motornya mengerjap
menembus gelapnya Kampung Watumeze.
“Maaf menunggu lama. Tadi saya salat dulu, sekalian menumpang Om Titus berangkat
ke kebun,” jelas Kak Tiara sembari membenarkan letak tas ranselnya yang tampak berat.
Ketika mendengar penjelasan Kak Tiara, kami kompak mengatakan tidak apa-apa.
Kami harus saling menghormati meskipun Kak Tiara menganut keyakinan yang berbeda.
Salah satunya dengan memberi kesempatan Kak Tiara untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan agama yang dipeluknya.
Setelah berbincang-bincang sebentar, kami memulai pendakian. Saya, Tuti, dan
Sherlin memimpin di depan.
Pertama-pertama, kami menyusuri jalan setapak. Di sekitar kami pepohonan
menjulang tinggi. Setelah melewati kebun warga yang cukup luas, kami merambah hutan
dengan medan yang yang cukup terjal dan mendaki.
8 8