Page 17 - Microsoft Word - EMODUL MENULIS PANTUN 11 JANUARI 2025
P. 17
Pantun yang digunakan untuk berkomunikasi biasanya menggambarkan
masyarakat pada zamannya (zaman pantun tersebut diciptakan), yang tentu saja
terlihat pada diksi yang digunakan. Misalnya pantun yang lahir pada zaman
tradisional, kerap menggunakan diksi yang berkaitan dengan alam dan kehidupan
masyarakat saat itu.
Pantun sering kali dijumpai menggunakan bahasa kiasan di dalamnya.
Bahasa kiasan yang dimaksud yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk
menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang secara tidak langsung
mengungkapkan makna. Bahasa kiasan di sini bisa berupa peribahasa atau
ungkapan tertentu dalam menyampaikan maksud berpantun. Perhatikan contoh
pantun berikut:
Sudah diikat detar di kepala
Anak pacuan meluncur ke pancang pertama
Jadi hamba jangan besar kepala
Karena segalanya Allah yang punya
Imaji atau citraan adalah suatu yang dihasilkan dari diksi dan bahasa
kiasan dalam membuat pantun. Jika kita melakukan pengimajian, akan
menghasilkan gambaran yang tercipta secara tidak langsung oleh pelantun pantun.
Oleh karena itu, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual),
didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).
Bunyi yang dimaksud dalam kaidah kebahasaan pantun dapat dilihat dari
rima (rhyme) yang dihasilkan. Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada
pantun. Rima yang menjadi ciri dari pantun yaitu a-b-a-b atau a-a-a-a.
12