Page 91 - Fix e modul-22
P. 91
desa atau daerah terpencil yang jauh dari pusat kota untuk menjalankan
dakwah keIslaman.
Sunan Muria merupakan orang yang suka menyendiri, sehingga
beliau memilih untuk bertempat tinggal di desa. Beliau suka bergaul serta
hidup ditengah-tengah rakyat jelata. Melihat masyarakat yang hidup
dalam kemiskinan, Sunan Muria menjalankan dakwahnya dengan cara
mengadakan kursus atau pelatihan terhadap kaum dagang, nelayan, pelaut,
dan rakyat jelata. Beliau juga yang mempertahankan berlangsungnya
Gamelan sebagai satu-satunya seni Jawa yang sangat digemari rakyat
serta dipergunakan untuk berdakwah keIslaman. Beliau adalah pencipta
dari Gending Sinom dan Kinanti.
Metode yang merupakan lanjutan dari kerja dakwah ayahnya ini
menyebabkan Sunan Muria lebih mengenal tradisi Jawa. Dia juga dikenal
sebagai seniman yang melestarikan gamelan dan kesenian tradisi lainnya.
Melalui cara ini Sunan Muria sedikit demi sedikit memasukkan ajaran
agama dan syariat Islam. Sunan Muria juga mempertahankan kesenian
gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam.
Sunan Muria memasukkan ajaran Islam melalui kesenian wayang, gamelan
dan tembang Jawa. Hal ini merupakan salah satu bentuk Tindakan
akomodatif terhadap budaya lokal
Sunan Muria juga mengajarkan untuk melestarikan alam, agar
terhindar dari bencana longsor. Masyarakat diajak untuk bersama-sama
menanam pohon Pari Joto, Pakis Haji, dan Jati. Serta menjaga kebersihan
mata air yang ada. Ajaran Sunan Muria untuk melestarikan bumi
merupakan bagian dari komitmen kebangsaan. Suatu bangsa akan tetap
bertahan apabila lingkungan yang didiaminya juga terjaga. Belakangan
juga isu lingkungan hidup menjadi pusat perhatian pemerintah. Berbagai
upaya dilakukan untuk melestarikan lingkungan. Sehingga ajaran
melestarikan lingkungan sebagaimana ajaran Sunan Muria, perlu
dibiasakan sejak dini.
80