Page 18 - Buku Cerita Rakyat Melawi
P. 18

PUTRI JUNJUNG BUIH

             Pada zaman dahulu, ada sebuah pasangan suami istri

       yang  sudah  lama  menikah  namun  belum  juga  dikaruniai
       anak. Suatu hari, sang suami sedang membersihkan buih

       di depan rumah mereka yang terapung di sungai. Tiba-tiba,

       dia terkejut melihat seorang bayi perempuan yang sangat
       cantik terbungkus dalam buih. Tanpa berpikir panjang, dia

       membawa         bayi     itu   pulang      dan     mereka      berdua
       membesarkannya sebagai anak mereka sendiri.

             Tahun berganti tahun, bayi itu tumbuh menjadi gadis
       yang sangat cantik. Kabar tentang kecantikannya tersebar

       ke seluruh desa dan bahkan sampai ke telinga Sultan Abdul
       Mahmud  dari  Kalimantan  Selatan,  yang  dikenal  dengan

       sebutan Sultan Berdarah Putih Empat Penjuru Alam. Sultan

       pun tertarik dan memutuskan untuk melihat gadis tersebut.

             Setelah  tiba  di  desa  Ulak  Jawa,  Sultan  langsung
       terpesona dengan kecantikan gadis itu yang dikenal dengan

       nama Putri Junjung Buih. Sultan segera melamar dan tidak

       lama kemudian, mereka menikah.
             Setelah  pernikahan,  Sultan  ingin  membawa  Putri
       Junjung  Buih  untuk  bertemu  dengan  keluarga  dan

       kerabatnya  di  Kalimantan  Selatan.  Putri  Junjung  Buih
       setuju dengan syarat bahwa ketika turun dari kapal menuju

       istana,  ia  harus  dipayungi  dengan  bunga-bunga.  Sultan

       menyetujui syarat itu dan mereka berangkat.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23