Page 50 - BUKU SOSIOLOGI SMA
P. 50
baru. Cita-cita dan konsepsi baru itu mempunyai dasar yang lebih
dalam dan mencerminkan perubahan kemasyarakatan. Gaya
umumnya dapat kita amati di bidang seni rupa, seni suara, literatur,
arsitektur bangunan, dekorasi rumah, dan lain-lain.
3. Norma Sebagai Petunjuk Tertib Hidup Sosial
Norma adalah petunjuk tertib hdup sosial untuk melangsungkan hubungan
sosial dalam masyarakat yang berisi perintah, larangan, dan anjuran agar
seseorang dapat bertingkah laku yang pantas guna menciptakan ketertiban,
keteraturan, dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Perlu diketahui
bahwa di masyarakat, banyak pekerjaan sehari-hari yang motif-motifnya
merupakan keharusan alam yang tidak disadari seperti: makan, minum,
tidur, buang air, istirahat, dan lain-lain. Pekerjaan sehari-hari tersebut
termasuk cabang yang dipelajari ilmu biologi.
Yang kita selidiki dalam sosiologi di sini bukanlah seperti pada biologi,
tetapi bagaimana caranya atau waktunya makan menurut kebiasaan dan
kelaziman pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Seperti di masyarakat
Jawa dan Tapanuli, apabila datang waktunya makan maka semua keluarga
duduk menghadap makanan. Kepala keluarga ayah atau nenek, tetap
duduk pada tempat tertentu dengan alat-alat spesial seperti piring, gelas
tertentu, dan sebagainya. Sebelum kepala keluarga mempersilakan makan,
semua anak-anaknya tidak boleh mendahuluinya.
Demikian pula dalam tindakan-tindakan lain, kepala keluarga selalu
memainkan peranan utama dalam membina anggotanya. Tiap-tiap anggota
keluarga harus menyesuaikan segala tindakan-tindakannya terhadap
norma-norma yang berlaku dalam lingkungan keluarga tersebut. Segala
yang terjadi dengan normalisasi, dan segala perbuatan anggota suatu
kelompok disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan
kelompok tersebut. Hal ini disebut tata tertib hidup sosial.
Adanya tertib hidup sosial ini tergantung pada norma-norma yang
melindungi sosial budaya seseorang. Kalau seseorang tinggal di Jawa
misalnya maka norma-norma yang melindunginya ialah sosial budaya
Jawa. Demikianlah di mana saja manusia bertempat tinggal, orang tersebut
harus menormalisasi dirinya pada lingkungan norma-norma itu. Kalau
tidak, seseorang akan terisolir.
Tertib atau norma-norma yang berlaku di masyarakat biasanya sangat
kuat. Seseorang yang datang dari kota ke desa, meskipun dia merasa
segala sesuatu alam desa bertentangan dengannya, namun dia terpaksa
harus mengikutinya. Sebab kalau tidak, pasti dia disingkirkan dari desa
tersebut. Kadang-kadang meskipun melanggar kesehatan, kesopanan, dan
keyakinan yang kita anut, namun normalisasi lingkungan itu kita patuhi.
Ini dikarenakan kita takut tidak diterima dalam lingkungan tersebut.
Sosiologi SMA Kelas X 43

