Page 286 - Modul PJJ IPS 7 genap
P. 286

2.  Apa  hal  yang  melatarbelakangi  diadakannya  perjanjian  Giyanti  yang  membuat
                      kesultanan  Mataram  terpecah  menjadi  dua  yaitu,  Kesultanan  Yogyakarta  dan
                      Kasunanan Surakarta ?
                      ………………………………………………………………………………………
                      ………………………………………………………………………………………
                      ………………………………………………………………………………………


                   g.  Kesultanan Ternate dan Tidore
                      Pada abad ke-15 M, para pedagang dan ulama Islam dari Malaka dan Jawa datang
                      dan menyebarkan Islam di Maluku. Melalui kegiatan ini muncul empat kesultanan
                      Islam di kepulauan Maluku, yaitu kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
                      Pada saat kesultanan-kesultanan tersebut berkuasa, masyarakat muslim di Maluku
                      menyebar hingga ke wilayah Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera.

                      Kemajuan  kesultanan  Ternate  melebihi  kesultanan  lain  ternyata  menyebabkan
                      persaingan antar kesultanan di Maluku. Muncul dua persekutuan besar yang saling
                      bersaing yaitu persekutuan Uli Lima yang dipimpin oleh Ternate dan Uli Siwa yang
                      dipimpin oleh Tidore. Uli Lima terdiri atas lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan,
                      Seram,  dan  Ambon.  Uli  Siwa  terdiri  atas  sembilan  daerah,  yaitu  Tidore,  Jailolo,
                      Makyan, Soe-siu, dan pulau-pulau antara Halmahera sampai bagian barat Papua.

                      Kedatangan  bangsa  Eropa  yaitu  Portugis  dan  Spanyol  di  Maluku  makin
                      memperuncing  perselisihan  hingga  terjadi  perseteruan  empat  pihak.  Kesultanan
                      Ternate bersekutu dengan Portugis semantara kesultanan Tidore bersekutu dengan
                      Spanyol. Perseteruan berakhir dan dapat diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa
                      yang berisi ketentuan bahwa Spanyol harus pergi meninggalkan Maluku.

                      Kepergian  Spanyol  membuat  Portugis  lebih  leluasa  untuk  menguasai  kepulauan
                      Maluku. Upaya Portugis ini mendapatkan perlawanan Sultan Khairun dari Ternate.
                      Ia    berusaha  mengusir  Portugis  namun  usahanya  gagal.  Perjuangan  kemudian
                      dilanjutkan oleh Sultan Baabullah hingga pada tahun 1575 M, benteng Portugis di
                      Ternate direbut, kemudian Portugis berhasil diusir dari bumi Maluku.

                      Pada Tahun 1605 M, persekutuan dagang Belanda yaitu VOC datang menduduki
                      Ambon dan berusaha menguasai kepulauan Maluku. Belanda mendapat perlawanan
                      sengit  dari  rakyat  Maluku,  diantaranya  adalah  perlawanan  yang  dipimpin  oleh
                      Sultan Nuku dari Tidore.

                      Untuk  mendapat  pemahaman    yang  lebih  lengkap  mengenai  kisah  kesultanan
                      Ternate  dan  Tidore,  silahkan  Ananda  membaca  buku  Ilmu  Pengetaguan  Sosial
                      SMP/MTs  KelasVII,  Kemdikbud,  2016,  halaman  272-273  tentang  Kesultanan
                      Ternate  dan  Tidore.  Ananda  juga  dapat  membaca    melaui  situs
                      https://www.gurupendidikan.co.id









                                       Modul PJJ Mata Pelajaran IPS – Kelas VII Semester Genap                  266
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291