Page 18 - E-Modul_I Gusti Atu Ketut Ari Suantini
P. 18
Materi Pelajaran
tan i
tan i
ni ki
ni ki
egia
Hai teman-teman, pada kegiatan ini kita akan belajar mengenai
Hai teman-teman, pada k
egia
Hai teman-teman, pada k
ta ak
an belajar mengenai
an belajar mengenai
ta ak
bahasa dn makna dalam pui si. U n tuk i tu ay o cerma ti ma teri
bahasa dn makna dalam pui
o cerma
teri
ti ma
tu ay
si. U
tuk i
bahasa dn makna dalam puisi. Untuk itu ayo cermati materi
n
pembelajaran berikut inini
pembelajar an berik ut i ni
pembelajar
an berik
ut i
Bahasa Puisi: mengandung makna tersembunyi dan cenderung imajinatif
Ÿ Bahasanya singkat, padat, dan bermakna
Ÿ Menggunakan gaya bahasa (majas)
Ÿ Memiliki rima (persamaan bunyi) yang menambah
Ÿ keindahan, memberikan efek musikal, dan memberi kesan sehingga puisi
mudah diingat
Ÿ Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat, sesuai dengan tema yang
disampaikan, agar mudah diingat, indah didengar/dibaca, dan menciptakan
kekaguman
Ÿ Tidak selamanya menggunakan kata kiasan, ada kalanya menggunakan kata
bermakna lugas. Semua bergantung pada tema puisi yang dibuat
Jenis-jenis Majas (Gaya Bahasa) dalam Puisi:
Personifikasi: membuat suatu benda mati seakan berperilaku seperti manusia.
Contoh: Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
Metafora: menjadikan suatu benda memiliki sifat baru di luar kebiasaan.
Contoh: Batang usiaku sudah tinggi
Pengulangan (Repetisi): penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang
sama. Contoh: Tak perlu sedu sedan itu
Hiperbola: pernyataan yang berlebihan untuk memperhebat, meningkatkan
kesan, dan daya pengaruh. Contoh: Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
Litotes: kebalikan hiperbola, mengecilkan atau mengurangi keadaan
sebenarnya. Contoh: Aku bukanlah manusia yang berada. (padahal aslinya
berada, digunakan untuk merendah)
Ironi: menyatakan makna yang bertentangan untuk mengolok-olok/menyindir.
Contoh: Bagus benar kelakuanmu, adikmu sendiri kau sakiti
13