Page 13 - BENGKEL LITERASI (FINAL-FIX)
P. 13

anak.  Hatinya  tertarik,  namun  segera  dibayangi  keraguan.

               "Ah, program ini pasti untuk guru-guru hebat. Aku kan hanya
               guru biasa," gumamnya dalam hati.
                       Keraguan  itu  semakin  menjadi  ketika  ia  membaca
               persyaratan  pendaftaran.  "Wah,  ribet  sekali!  Harus
               membuat  esai,  merekam  video  pembelajaran,  dan
               mengikuti  seleksi  wawancara.  Mana  mungkin  aku  bisa?"
               pikirnya pesimis. Namun, ada secercah harapan yang terus
               menyala  dalam  hatinya.  Ia  ingin  menjadi  guru  yang  lebih
               baik,  yang  mampu  menginspirasi  dan  memberdayakan
               murid-muridnya.
                       Dengan tekad yang bulat, Bu Reni memberanikan diri

               mendaftar. Ia berusaha keras memenuhi semua persyaratan,
               meskipun sempat merasa kesulitan dan hampir menyerah.
               Sayangnya, pada tahap awal seleksi, ia gagal. Kecewa? Tentu
               saja.  Namun,  Bu  Reni  tidak  patah  semangat.  Ia  justru
               menjadikan kegagalan itu sebagai motivasi untuk belajar dan
               memperbaiki diri.
                       Tahun  berikutnya,  Bu  Reni  kembali  mendaftar
               Program  Guru  Penggerak.  Kali  ini,  dengan  persiapan  yang

               lebih  matang  dan  tekad  yang  lebih  kuat,  ia  berhasil  lolos
               seleksi. Rasa bahagia bercampur haru menyelimuti hatinya.
               Ia tak menyangka, dirinya yang hanya seorang "guru biasa"
               bisa diterima di program bergengsi ini.
                       Namun, tantangan baru pun muncul. Saat pertama
               kali mengikuti pendidikan Guru Penggerak, Bu Reni merasa
               minder dan tidak percaya diri. Ia bertemu dengan banyak



                                         6
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18