Page 16 - Modul 2
P. 16

B.  Ejaan Soewandi
                             Ejaan  Soewandi  adalah  ketentuan  ejaan  dalam  Bahasa  Indonesia

                      yang  berlaku  sejak  19  Maret  1947.  Ejaan  ini  juga  disebut  dengan  nama
                      ejaan  Republik.  Nama  ejaan  Soewandi  diambil  dari  penyusunnya,  yaitu

                      Soewandi,  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  kala  itu.  Ejaan  ini

                      menggantikan  ejaan  sebelumnya,  yaitu  Ejaan  van  Ophuijsen  yang  mulai
                      berlaku sejak tahun 1901.

                      1.  Huruf ‘oe’ diganti dengan ‘u’ pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
                      2.  Bunyi  hamzah  atau  diakritik  dan  bunyi  sentak  ditulis  dengan  ‘k’  pada

                         kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
                      3.  Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2,

                         ke-barat2-an.

                      4.  Awalan ‘di-‘ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan
                         kata yang mendampinginya.

                                Ejaan  Soewandi  ini  berlaku  sampai  tahun  1972  lalu  digantikan

                      oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh.
                      Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada

                      23  Mei  1972  Mashuri  mengesahkan  penggunaan  Ejaan  Yang
                      Disempurnakan  dalam  bahasa  Indonesia  yang  menggantikan  Ejaan

                      Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan
                      mencopot  nama  jalan  yang  melintas  di  depan  kantor  departemennya  saat

                      itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.


                  C.  Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

                             Tanggal  16  Agustus  1972,  Soeharto,  Presiden  Republik  Indonesia,
                      meresmikan  penggunaan  Ejaan  Bahasa  Indonesia  yang  Disempurnakan

                      (EYD)  melalui  pidato  kenegaraan  di  hadapan  sidang  DPR  yang  dikuatkan
                      pula  dengan  Keputusan  Presiden  No.  57  tahun  1972.  Departemen

                      Pendidikan  dan  Kebudayaan  menyebarkan  buku  kecil  yang  berjudul

                      Pedoman  Ejaan  Bahasa  Indonesia  yang  Disempurnakan  sebagai  kaidah
                      pemakaian ejaan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk

                      oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tertulis




                                                 Modul 2- Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia   45
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21