Page 26 - C:\Users\ASUS\Desktop\Flip Book IPAS\
P. 26

Angklung Dodog


                                                          Lojor






                      Angklung  dogdog  lojor  selalu  dipertunjukan
                      melengkapi  proses  dan  tahapan  upacara.
                      Pada  setiap  pertunjukan  angklung  dogdog
                      lojor dalam siklus penanaman padi tersebut

                      terdapat sebuah lagu yang wajib dibawakan.
                      Lagu  tersebut  berjudul  ‘Adulilang’.  Pesan
                      yang  disampaikan  dari  lagu  Adulilang  ini
                      adalah      bahwa      setiap     makhluk      hidup,

                      terutama  manusia  perlu  selalu  untuk
                      bertafakur        diri,    harus      ingat      pada
                      purwadaksinya,  harus  ingat  pada  asal
                      usulnya.






                                                   Instrumen         yang       digunakan         dalam
                                                   pertunjukan  angklung  dogdog  lojor  dalam
                                                   siklus  ritual,  antara  lain:  empat  angklung
                                                   besar  dan  dua  buah  dogdog  lojor.  Keempat

                                                   angklung      besar      terdiri   dari     angklung
                                                   gonggong,  panembal,  kingking,  dan  inclok.
                                                   Tiap-tiap  instrument  dimainkan  oleh  satu
                                                   orang,      sehingga       seluruh       pemainnya

                                                   berjumlah        enam       orang.       Masyarakat
                                                   Kasepuhan  Ciptagelar  tetap  menjalankan
                                                   pesan  para  karuhunnya  seperti  dalam
                                                   babasan  “ngindung  ka  waktu  mibapa  ka

                                                   zaman”.      Melalui     konsep      babasan       ini,
                                                   masyarakat kasepuhan Ciptagelar melakukan
                                                   adaptasi terhadap perkembangan zaman.
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31