Page 16 - buku 4 bau wangi tarumenyan
P. 16

“Ada  apa,  Dinda?  Mengapa  kau  terengah-engah
            begitu?” tanya Putra Sulung Dalem Solo. Sementara itu,

            kedua kakak dan ayahandanya memandanginya dengan

            heran.

                 “Sembah bakti, Ayahanda. Sembah bakti, Kakanda.”
            Sambil  tergopoh-gopoh  Putri  Keempat  Dalem  Solo

            menceritakan apa yang dialaminya di taman. Setengah

            tidak percaya, ketiga kakak dan ayahandanya kemudian

            keluar menuju Taman Keputren.
                 “Hemm,  hemm,  hemm, harumnya,”  kata  Putra

            Kedua Dalem Solo.

                 “Wangi apakah ini?” sambung Putra Ketiga Dalem

            Solo.
                 Raja Dalem Solo mendekat ke arah timur keputren

            dan  berputar  berkali-kali  sambil  terus  merasakan

            keharuman wangi yang entah dari mana asalnya. Ketika

            semua  dalam  keadaan  diam,    Raja  Dalem  Solo  pun
            berkata,  “Putra-putriku,  ketahuilah,  wangi  ini  adalah

            pertanda untuk kalian mengembara.”

                 Keempat  putra  Dalem  Solo  saling  pandang  dan

            tidak mengerti apa yang dikatakan ayahandanya. Belum





                                          4
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21