Page 6 - BUKU MODEL ADISI
P. 6
BUKU MODEL ADISI 3
keterampilan argumentasi (argumentation self efficacy), mereka cenderung
menghindari strategi pengajaran yang mendorong peserta didik untuk
berargumentasi secara kritis (Cetin, Pinar Seda et al., 2024).
Menciptakan budaya argumentasi di kelas sains memerlukan penguasaan
keterampilan argumentasi yang memadai di kalangan mahasiswa calon guru.
Mahasiswa calon guru dapat menerapkan keterampilan argumentasi di berbagai
lingkungan kelas hanya setelah mereka mengalaminya sendiri (Altun & Ozsevgec,
2025; (Palma-Jiménez et al., 2023). Oleh karena itu, diperlukan upaya sistematis
untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan keterampilan
argumentasi mahasiswa calon guru, tetapi juga membangun self efficacy mereka
dalam berargumentasi (argumentation self efficacy) (C. M.-G. & S. Erduran, 2018).
Para peneliti telah lama mencoba mengembangkan dan menerapkan model
pembelajaran sains khususnya kimia berbasis argumentasi. Beberapa model yang
telah dikembangkan antara lain model pembelajaran Argument-Driven Inquiry
(ADI) (Sampson et al., 2010), Cognitive Apprenticeship Web-based Argumentation
(CAWA) (Tsai et al., 2012) dan Science Writing Heuristic (SWH) (Yaman, 2018).
Model pembelajaran ini secara eksplisit mengintegrasikan argumentasi dalam
kegiatan pembelajaran dan terbukti berdampak positif terhadap keterampilan
argumentasi peserta didik, serta keterampilan ilmiah lainnya. Di antara berbagai
model tersebut, model pembelajaran ADI menunjukkan potensi yang kuat dalam
membangun keterampilan argumentasi (Alfarraj et al., 2023; Utami et al., 2022;
Sunarya et al., 2022; Hosbein et al., 2021; Walker et al., 2019).
Model pembelajaran ADI dirancang secara sistematis untuk melibatkan
peserta didik dalam proses penyelidikan ilmiah, penyusunan argumen berbasis
bukti, diskusi argumentatif, serta penulisan laporan ilmiah (Kaçar & Balim, 2021;
Kuki et al., 2023; Eymur, 2018). Model ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik merancang percobaannya sendiri, mengumpulkan dan
menganalisis data, mendiskusikan dan memverifikasi ide-ide mereka dalam sesi
argumentasi, menulis laporan percobaan untuk mewakili ide-ide mereka dengan
tulisan ilmiah dan terlibat dalam proses peer review (Hosbein et al., 2021). Proses
peer review terstruktur memungkinkan peserta didik memperhatikan kekuatan dan
LISA UTAMI