Page 61 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 61

“Yakin kita tidak akan kena masalah kalau mandi di sini,
                   65
               Aka ?” tanya salah satu bidadari kepada yang lainnya.
                           66
               “Doito komi ?” balas salah satu bidadari.
                            67
               “Aku makoje , Aka,” jawab bidadari pertama tadi.
                                                  68
               “Ee,  pandiu  nakalori  ngkoromu ,”  tegur  bidadari
               lainnya.

                                   69
               “Bare’e malori se’i ,” balas salah satu bidadari disusul
               tawa  lainnya.  Mereka  melepaskan  selendang  masing-
               masing, melipat dan meletakkannya dengan rapi di atas
               sebuah batu besar di dekat pohon kersen. Tujuh bidadari
               itu  asyik  menikmati  sejuknya  air  danau  Poso  sambil
               bersenda gurau.
               Jempajuju  tidak  berpikir  panjang  ketika  ia  menyelinap
               dan mengambil salah satu selendang yang diletakkan di
               atas  batu  di  dekat  pohon  kersen  itu.  Dipilihnya  yang
               berwarna merah. Tadinya ia hanya mengira bahwa  ada
               sesuatu yang bisa dikenangnya dari tujuh bidadari cantik
               tersebut, selendang yang harum dan pernah melekat di….
                                          *

               “Papa, itu kan ceritanya Jaka Tarub!” protes Lala kepada
               ayah.


               65  Panggilan kakak
               66  Kamu takut?
               67  Saya berani
               68  Mandi supaya licin bersih badan kamu
               69  Ini sudah licin

                                                                    57
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66