Page 24 - Alquran dan Sains
P. 24
24
Pertama, karena Al-Quran pada hakikatnya
bukan kitab teknolologi, tetapi merupakan kitab
hukum agama. Oleh karena itulah kebanyakan
para ulama mengembangkan isi kandungan Al-
Quran dari sisi hukum-hukum syariah dan bukan
dari sisi sains dan teknologi.
Apalagi mengingat bahwa teknologi itu sifatnya
selalu berkembang dan dinamis. Penemuan demi
penemuan selalu datang silih berganti, tanpa harus
melewati jalur wahyu dari langit.
Sedangkan hukum-hukum syariah sifatnya
wahyu yang ditentukan dari atas langit. Manusia
tidak boleh secara mandiri membuat hukum-
hukum syariah seenaknya, atau hanya berdasarkan
pengamatan, penelitian dan uji coba begitu saja.
Tidak seperti penemuan di bidang sains dan sains,
harus berdasarkan kitab suci.
Oleh karena itulah meski jumlah ayat-ayat
hukum itu terbatas, hingga ada yang mengatakan
hanya 200-an ayat saja, namun justru melahirkan
begitu banyak karya para ulama di bidang hukum-
hukum syariah. Apalagi selain Al-Quran ternyata
juga ada sumber-sumber syariah yang lain, seperti
hadits, ijma’ qiyas, mashalih mursalah, istishab,
dzariah, qaul shahabai, amalu ahlil madinah dan
seterusnya.
Kedua, sebenarnya bukan umat Islam tidak
punya karya, namun pada dasarnya ini merupakan
perputaran dan pergiliran yang sifatnya
sunnatullah. Pada masa keemasan dan
kejayaannya, justru umat Islam menjadi kiblat dan