Page 5 - E-BOOKLET_DASAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 3 Mei 2023
P. 5
A. Pengertian Perusahaan Dagang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat usaha yang dilakukan oleh bebarapa
orang atau melakukan sebuah aktivitas ekonomi untuk tujuan pemenuhan kebutuhan, ada yang
dengan menjadi perawat, dokter, guru, supir, berdagang di pasar, membuka toko di rumah,
menyewa toko di swalayan, distributor barang-barang tertentu, produksi makanan, dan lain-
lain. Dari uraian tersebut maka usaha atau perusahaan menurut jenis usaha atau kegiatannya
memiliki jenis menurut perbedaan yaitu:
1. Perusahaan jasa, (perusahaan yang usaha utamanya memberikan atau menjual jasa)
2. Perusahaan dagang, (perusahaan yang usaha utamanya menjual barang)
3. Perusahaan manufaktur/industry, (perusahaan yang usahanya memproduksi barang
belum jadi (bahan baku) menjadi bahan jadi kemudian menjual barang jadi tersebut).
Secara lebih lengkapnya perusahaan/usaha dagang dapat disimpulkan:
Suatu perusahaan atau usaha yang membeli barang jadi (barang yang siap pakai) dengan
tujuan menjualnya tanpa adanya perubahan bentuk atau sifat barang tersebut. Contohnya dealer
atau showroom mobil atau motor, toko kelontong, toko sepatu, toko buah, toko sayur, super
atau mini market, swalayan dan lain-lain.
Simpulan pengertian tersebut menunjukkan perusahaan atau badan usaha dagang
memiliki karakteristik atau ciri yang berbeda dengan badan usaha lainnya dimana pada
perusahaan dagang tujuan membeli barang yaitu untuk menjualnya kembali tanapa adanya
perubahan bentuk, serta pendapatan usahanya diperolah dari menjual barang tersebut. Adapun
contoh aktivitas ekonomi atau transaksi ekonomi dalam perusahaan dagang yang membedakan
dengan perusahaan jasa atau manufaktur dapat dilihat pada contoh 1 berikut:
Contoh 1.1:
Perusahaan dagang Ali (PD. Ali) menjual barang dagangan sebanyak 5 unit dengan harga
Rp200.000 per unit. Jika barang tersebut sebelumnya dibeli oleh Tuan Ali sebesar Rp150.000
per unit. Berapa laba yang diperoleh oleh Tn. Ali?
Jawab:
Laba = Penjualan – Harga Pokok
= Rp200.000 (5 unit) – Rp150.000 (5 unit)
= Rp1.000.000 – Rp750.000
= Rp250.000
Dari penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa adanya transaksi yang terjadi dalam
perusahaan atau badan usaha jasa juga bisa terjadi pada perusahaan dagang plus transaksi yang
Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan (Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang) | 2