Page 96 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 96
bersungguh-sungguh dalam ibadah pada waktu
ini, khususnya dengan beri„tikaf di masjid
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
21. Apakah boleh menambah shalat malam setelah
tarawih?
Masih boleh menambah shalat malam setelah tarawih
karena jumlah rakaat shalat malam tidak ada
batasannya. Adapun dalil yang menunjukkan bahwa
shalat malam tidak dibatasi jumlah rakaatnya yaitu
ketika Nabi shallallahu „alaihi wa sallam ditanya
mengenai shalat malam, beliau menjawab,
ِ
ِ
َّ
حبصلا مكُ دحَأ يشخ اذإف ، نَػثم نَػثم ِ ليللا ةلَ ص
ُْ
ُ
ُ
َ َ
ْ
ْ
َ
َ َ َ َ ْ
ُ َ
َ
َ ْ
َ
ِ
ِ
َّ
َّ
ىلص دق ام وَ ل رتوت ، ةدحاو ةعكر ىلص
ً ْ
َْ
ُ ًَ
َ
َ
َ َ
َ
َ ُ ُ
“Shalat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat
salam. Jika salah seorang di antara kalian takut
masuk waktu Shubuh, maka kerjakanlah satu rakaat.
Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi
dengan witir.” 136
Padahal ini dalam konteks pertanyaan. Seandainya
shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam akan menjelaskannya.
Yang penting tidak ada dua witir dalam satu malam.
Dari Thalq bin „Ali radhiyallahu „anhu, ia
mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda:
ٍ
ِ
ِ
ةَ لػيَ ل فِ فار َ ْ ِ َ لَ و ػت
ْ
“Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.” 137
96

