Page 37 - Buku 2 Menggali Faedah + Referensi
P. 37
para ulama berselisih pendapat mengenai hukum makmum
membaca surat di belakang imam.
Pertama: Ulama Syafi’iyah menyatakan bahwa wajib
membaca Al-Fatihah bagi makmum baik dalam shalat sirriyah
(Zhuhur dan Ashar), begitu pula dalam shalat jahriyah
(Maghrib, Isya, dan Shubuh). Alasannya adalah sabda Nabi
Shallallahu „alaihi wa sallam :
ِ ِ
ِ ِ
ُ ُ باتكْ لا ُ ةتِافب ِ ُ ْأرقػي ْ َ ُ َ ل ُ نمل ِ ُ ة َ لَص َُ لَّ
َ
ْ
َ َ
َ
َ
ْ َ
َ
“Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca surat Al-
34
Fatihah.”
Kedua: Ulama Hanafiyah menyatakan makmum tidak
membaca sama sekali di belakang imam dalam shalat sirriyah,
bahkan dinyatakan makruh tahrim jika tetap membaca di
belakang imam. Namun jika tetap dibaca, menurut pendapat
terkuat, shalatnya tetap sah. Di antara alasannya adalah ayat,
ِ
ِ
ِ ِ
َّ
ُ فوحَرػتُمُ كلعَ لُاوتصنَأوُوَ لُاوعمتسافُفَ آرقْ لاُئرقُاذإو َ
َ ُ ُ َ ُ َ
َ
ْ ْ َ ُ ْ
َُ ُ
َ ُ ُ َْ
ْ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
35
rahmat.”
Ketiga: Ulama Malikiyah dan Hanabilah menyatakan bahwa
makmum tidak wajib membaca Al-Fatihah baik dalam shalat
jahriyah (Maghrib, Isya dan Shubuh) maupun sirriyah (Zhuhur
dan Ashar) karena Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda:
ِ
ِ
ِ
ِ ِ
ٌ ُ ةِارقُوَ لُـاملإاُةِارقفُـامإُوَ لُفاكُنم
َ َ
ُ َ
َ َ ُ
ٌ َ ُ
َ
ْ َ
َ َ
27

