Page 29 - Salinan dari MODUL
P. 29
HUKUM II NEWTON
Hukum I Newton digunakan untuk kasus atau permasalahan
benda yang memiliki resultan gaya nol. Namun Hukum I Newton
tidak dapat diimplementasikan pada kasus benda yang memiliki
gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Seperti contoh,
sebuah balok yang meluncur pada bidang miring dengan
permukaan kasar. Selama balok tersebut turun, gaya gesek
menyebabkan kecepatan balok tersebut berkurang dan akhirnya
berhenti. Dimana gaya gesek dapat disebut sebagai gaya luar
yang menyebabkan kuantitas gerak suatu benda berubah.
Pernyataan inilah yang menjadi dasar Hukum II Newton.
Berbagai pengamatan menunjukkan bahwa untuk menghasilkan
perubahan kecepatan yang sama, objek yang berbeda
memerlukan "besaran" efek eksternal yang berbeda. Di sisi lain,
dengan pengaruh luar yang sama, perubahan kecepatan pada
benda ternyata berbeda. Jadi terdapat besaran intrinsik (diri)
dalam benda yang menentukan besarnya pengaruh luar yang
dapat mengubah kondisi gerak benda tersebut. Jumlah ini
sebanding dengan jumlah dan jenis zatnya. Besaran intrinsik
benda ini kemudian disebut massa inersia, dilambangkan
dengan m. Massa inersia (atau sering disebut dengan massa)
memberikan ukuran derajat inersia atau derajat inersia suatu
benda. Satuan massa adalah kilogram, dalam satuan SI. Makin
besar massanya, makin sulit menghasilkan perubahan kondisi
gerak benda.
20