Page 10 - kisah 3 saudara
P. 10
Sedang Murai memegang kakak sulung, Rondok Didin.
Ketiganya dibawa dua Dubalang ke hutan. Satu berjaga di
depan, satu di belakang.
Kaki Bonsu sejak tadi terasa pedih. Tapi ditahannya. Ia ingin
menangis, tapi takut kakaknya dapat masalah.
Ia tidak tahu kenapa dibawa menyusuri rimba raya ini.
Ayah-ibu hanya melepas dengan mata sembab. Seluruh warga
kampung melepas dengan beragam rona. Ada yang menatap
dengan sedih, ada pula dengan benci.
Tiba-tiba, Murai berhenti. Hidung Bonsu terantuk ke
punggungnya. Bunyi burung memenuhi udara.
Di sini saja, ujar Dubalang Pertama.
Bonsu merasa ada yang melepaskan ikatan. Murai
mempererat genggaman.
Penutup mata dilepas. Sesaat, Bonsu menghalangi mata
dengan tangan. Cahaya membuat matanya pedih. Dari
2