Page 94 - E-Modul PBuPB
P. 94
BAB VI MENGUKUR KEBERLANJUTAN
produktif serta pekerjaan yang layak bagi semua. Kedua,
membangun infrastruktur yang tahan lama, mendukung
industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta
membantu perkembangan inovasi (Musrafiyan, 2021).
Komitmen ini menunjukkan bahwa pemerintah memahami
urgensi pengukuran sebagai penentu dari setiap kebijakan
dan program pembangunan berkelanjutan yang
dirumuskan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) telah melakukan kajian untuk menyusun
Indeks Pembangunan Berkelanjutan (IPB) sejak tahun
2007. Dalam proses penyusunannya, Bappenas
mengidentifikasi sejumlah parameter utama yang mewakili
tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu lingkungan,
ekonomi, dan sosial. Selanjutnya, dilakukan analisis untuk
melihat hubungan dan interaksi antar parameter kunci di
setiap pilar, sehingga dapat diperoleh hasil yang menjadi
dasar dalam penyusunan IPB. Pemilihan parameter ini
umumnya dilakukan dengan pendekatan analisis kualitatif.
Parameter yang digunakan Bappenas dalam penelitiannya
meliputi kadar CO2 (Carbon dioxide), COD (Chemical Oxygen
Demand), dan tutupan lahan untuk aspek lingkungan;
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita,
investasi terhadap PDRB, serta distribusi pendapatan
untuk aspek ekonomi; serta tingkat kematian balita, jumlah
anak yang menyelesaikan pendidikan wajib sembilan
tahun, dan angka partisipasi sekolah sebagai indikator
sosial (Bappenas, 2007). Pengembangan IPB yang lebih
komprehensif dan akurat menjadi kunci untuk
79

