Page 44 - MODUL HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BERBASIS SSI
P. 44
34
33
untuk membentuk ikatan rangkap, setiap atom karbon masih mempunyai dua
tangan ikatan yang digunakan untuk mengikat atom hidrogen.
Tabel 3. 1. Deret homolog alkena
Metena CH2 H2C=CH2
Etena C2H4 H2C=CH-CH3
Propena C3H6 H2C=CH-CH2-CH3
Butena C4H8 H2C=CH-CH2-CH2-CH3
Pentena C5H10 H2C=CH-CH2-CH2-CH2-CH3
Heksena C6H12 H2C=CH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
Heptena C7H14 H2C=CH -CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
Oktena C8H16 H2C=CH -CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
Nonena C9H18 H2C=CH -CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
Dekena C10H20 H2C=CH -CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
B. Tatanama Alkena
Siswa dapat melihat
B. Tatanama Alkena
B. Tatanama Alkena tata nama alkena
dalam video tersebut.
Penamaan
https://youtu.be/vOBD
senyawa alkena berdasarkan IUPAC hampir sama dengan alkana. TkFI37c
Dimana akhiran “-ana” diganti dengan akhiran “-ena”, sebagai
penanda bahwa senyawa tersebut mempunyai ikatan rangkap dua
1. Alkena Tidak Bercabang
a. Penomoran rantai dimulai dari ujung terdekat dengan ikatan rangkap, sehingga atom
karbon pada ikatan itu memperoleh nomor terkecil. Penulisan senyawanya mengikuti
aturan sebagai berikut: Nomor ikatan rangkap – nama alkena.
b. Bila terdapat lebih dari 1 ikatan rangkap dua, maka masing-masing atom karbon yang
mempunyai ikatan rangkap 2 harus dituliskan dan gunakan akhiran-diena (dua buah
ikatan rangkap dua), -triena (tiga buah ikatan rangkap 2), dan seterusnya.
2. Alkena Bercabang