Page 10 - Modul PPKN Kelas VIII Ratna (2)
P. 10
BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK (Bahan Ajar)
Nilai-Nilai Luhur dalam Sumpah Pemuda
Bagi kalian yang sudah disiplin membaca buku setiap hari, apa yang membuat kalian mau
mengalokasikan waktu untuk membaca buku setiap hari? Apa sih dorongan yang
mendorong kalian mengalahkan aktivitas lainnya dan memilih membaca buku? Pastilah
itu karena nilai-nilai luhur yang sudah tertanam dalam diri kalian. Dalam pandangan
kalian, membaca itu perintah agama dan kebutuhan kalian sebagai pelajar. Nah pandangan
ini meresap dan menjadi nilai dalam diri kalian. Karena sudah menjadi nilai, maka mampu
memberikan semangat dari dalam diri untuk melakukan perbuatan atau aktivitas sesuai
nilai tersebut. Karena itulah, kalian jadi disiplin dan terbiasa membaca buku setiap hari.
Nah coba kalian pikirkan dan bayangkan, rasanya tidak mungkin terwujud persatuan
sampai lahir Sumpah Pemuda jika tidak dilandasi nilai-nilai luhur yang ada dalam diri
setiap pemuda ketika itu. Tanpa adanya nilai-nilai luhur yang melandasi, maka
kemungkinan yang akan terjadi ketika Kongres Pemuda II adalah sikap egoisme dan
mementingkan organisasi masing-masing. Nilai-nilai luhur tersebut bersumber dari nilai
religiusitas. Agama mengajarkan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama
lain. Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling
mengenal dan memahami satu sama lain. Sikap inilah yang muncul dalam momen Kongres
Sumpah Pemuda II. Sehingga, bisa berjalan lancar dan tercapai tujuan Kongres. Nah apa
saja nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda? Inilah yang akan kita gali
bersama. Setelah mengkajinya, harapannya kalian bisa mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
1. Nilai Persatuan
Ketika itu, para pemuda terhimpun dalam berbagai organisasi kepemudaan sesuai latar
belakang daerah masing-masing. Ada Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Batak, Jong
Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, dan Jong Minahasa. Jika diibaratkan,
organisasi-organisasi kepemudaan itu seperti
batang-batang lidi yang terserak. Tidak memiliki kekuatan dan mudah dipatahkan jika
masih terpisah-pisah.
Hal inilah yang disadari oleh para pemuda ketika itu. Belajar dari perjuangan Bangsa
Indonesia generasi sebelumnya yang bersifat kedaerahan, maka mudah dipatahkan oleh
penjajah Belanda. Karena itulah para pemuda menggagas perlunya persatuan pergerakan
untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Nilai persatuan inilah yang terus
dikampanyekan dan ditanamkan kepada setiap pemuda. Meski berbeda agama, suku,
bahasa, dan latar belakang organisasi, mereka bersepakat untuk mempersatukan diri
sebagai pemuda Indonesia. Nilai persatuan inilah yang mengikat dan membingkai
pandangan para pemuda ketika itu. Hingga akhirnya Sumpah Pemuda pun dideklarasikan
sebagai simbol persatuan para pemuda Indonesia. Mereka berhimpun dala satu barisan
perjuangan memerdekakan Indonesia dari penjajahan. Bagaimana penerapan nilai
persatuan dalam konteks sekarang? Kalian bisa mewujudkannya di lingkungan sekolah.
Sekolah kalian pasti memiliki visiyang ingin dicapai. Nah visi ini mesti menjadi arah
perjuangan semua elemen sekolah, termasuk siswa. Dalam hal ini, organisasi-organisasi
siswa di sekolah
mesti bersatu memajukan sekolah. Jangan ada persaingan tidak sehat antar organisasi
siswa di sekolah. Jangan pula ada sikap menganggap satu organisasi lebih penting dan
berperan daripada organisasi lainnya. Misalnya, OSIS lebih penting dan keren daripada
Pramuka atau Palang Merah Remaja (PMR). Sikap seperti ini bisa menimbulkan
perpecahan di kalangan siswa. Akhirnya, siswa terpecah menjadi golongangolongan yang
saling unjuk gigi untuk menjatuhkan organisasi lainnya. Hal ini pastilah berdampak pada
pencapaian visi sekolah. Nah belajar dari para pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda,
mari
jadikan organisasi-organisasi siswa di sekolah bersatu dalam arah geraknya, yaitu bersama
mencapai visi sekolah. Program kerja yang dicanangkan adalah program yang berorientasi
pada pencapaian visi sekolah. Dengan demikian, meski berbeda organisasi, kalian bisa
bersatu untuk mencapai tujuan bersama.