Page 12 - modul kelas 5
P. 12

Fungsi  seni  tari  tradisional  pada  masa  prasejarah.  Pada  masa

                      prasejarah      tari   tradisional    merupakan       ungkapan     kegembiraan,

                      keserhanaan,  dan  upacara-upacara,  serta  gerakannya  centerung
                      menirukan alam, seperti suara, tingkah laku, dan tata kehidupan sehari-

                      hari.  Tidak terkecuali  di  Grobogan,  tarian  tradisional  masih  di gunakan

                      untuk  hiburan  dalam  acara-acara  perayaan.  Salah  satu  tari  tradisional
                      Grobogan  yaitu  tari  Angguk  yang  menjadi  kesenian  khas  dari  daerah

                      tersebut.

                              Tari Angguk adalah salah satu kesenian yang bernuansa islami. Tari
                      Angguk sebagai salah satu tarian yang tiap daerah memiliki penyebutan

                      yang  berbeda-beda  terhadap  jenis  tarian  ini.  Misalnya,  di  Kabupaten
                      Purworejo  ada  beberapa  nama  yang  menyebutkan  tentang  tarian  yang

                      bertemakan  Islam  ini  seperti  Rodhat,  Dolalak,  dan  Sholawatan.  Meski

                      berbeda-beda  penyebutannya,  namun  sajian  pertunjukannya  sama-sama

                      memiliki nuansa Islami, kekentalan Islami ini juga terlihat pada alat musik
                      yang digunakan yaitu rebana dan jidor.

                              Tari Angguk bermunculan di Kabupaten Grobogan dan Pada tahun

                      2000-an  Tari  Angguk  sangat  popular  di  wilayah  Grobogan.  Pada  bagian
                      timur  Kabupaten  Grobogan  muncul  grup  Angguk  Wates  Kradenan,  grup

                      angguk Pakis, grup Angguk Kali sari, grup Angguk Tambak selo dan grup

                      Angguk bagian barat di wilayah Brati.


                              Pertunjukan Tari Angguk di Kabupaten Grobogan secara garis besar
                      urutan  sajian  terbagi  atas  bagian  awal,  tengah  dan  akhir.  Adapun

                      pembagian dalam urutan sajian tersebut sebagai berikut.


                         •  Bagian  awal:  diawali  dengan  pemusik  melantunkan  sholawatan
                            sebagai pembuka pertunjukan, dan memberi aba-aba dengan meniup

                            peluit.
                         •  Bagian tengah: pemimpin barisan meniup peluit dan penari melakukan

                            penghormatan dengan cara menunduk.

                         •  Bagian akhir: Pertunjukan ini ditutup dengan penari berjalan ke luar
                            ruang  pentas  dengan  menggunakan  gerak  lumaksono  seperti  awal
                            penari masuk ke ruang pentas.


                                                                                                       12

                    Modul Lokal Wisdom Kelas v /Tema 1 (Organ Gerak Hewan dan Manusia)
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17