Page 51 - condet
P. 51

11

                  Mencari Kelemahan Astawana





                 Jan Ament duduk bersandar di kursi panjang. Wajahnya
            merah. Hatinya dipenuhi rasa dendam. Betapa tidak, ia dan
            para centengnya dibuat tidak berdaya begitu rupa. Ia tak
            menyangka, ilmu bela diri musuhnya begitu hebat. Selama ini,

            ia tidak ada laporan tentang kehebatan ilmu silat pemuda itu.
                 “Darsa!” ujar Jan Ament dengan suara keras, “Ke sini
            kamu!”
                 Sesaat kemudian, pintu ruangan terbuka. Darsa berjalan

            menghampiri Jan Ament. Ia melihat tuannya itu berdiri
            dengan pandangan tajam karena marah.
                 “Saya, Tuan.  Apa yang mesti saya kerjakan, Tuan?
                 “Saya benci dengan hasil kerja kamu!”

                 “Apa kesalahan saya, Tuan?”
                 “Kamu bodoh!
                 Darsa bingung karena merasa telah bekerja dengan baik.
                 “Saya tak paham maksud Tuan.”

                 “Kamu tidak memberi laporan yang lengkap. Kamu tidak
            menyebutkan si Astawana itu pandai bersilat. Akibatnya,
            lihat, kami semua dibuat kelenger. Kami semua ambruk. Ini
            karena kamu bodoh.”







                                          39
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56