Page 12 - E-Flipbook Sejarah Indonesia (Wabah PES di Malang Tahun 1911-1916)
P. 12
2. Upaya Pemberantasan Wabah Pes di Malang
Persebaran wabah pes yang masif di wilayah Jawa Tinur khususnya
wilayah afdeling Malang baru diketahui secara pasti sekitar tanggal 27 Maret
1911. Hal ini diketahui saat tim medis menerima sample darah dari seorang
guru yang tewas di Malang dan positif terjangkit wabah pes yang disebabkan
oleh kutu-kutu tikus. Untuk meminimalisasi penyebaran penyakit ini,
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1911-1913 fokus pada penelitian dan
pengobatan epidemi pes. Pada tahun 1911, sebuah tim yang dipimpin oleh Dr.
De Vogel, bersama dengan 14 orang lainnya dari STOVIA, dikirim ke Jawa Timur
untuk melakukan penelitian dan memberikan pengobatan kepada mereka
yang telah terjangkit epidemi pes (Nurlaili, 2021:6). Sebagai upaya
penanggulangan wabah pes, dr. de Vogel bekerjasama dengan Burgerlijke
Geneeskundige Dienst (BGD, Dinas Kesehatan Publik). Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi penyebaran wabah pes di Malanag sebagai berikut:
a. Karantina atau Isolasi
Tindakan paling awal yang diambil dalam pemberantasan wabah
pes adalah karantina. Hal ini tercantum dalam Staatsblad 1911 No. 277
pada pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa karantina diberlakukan
untuk beberapa penyakit, termasuk epidemi pes ((Nurlaili, 2021:7).
Pemisahan antara yang sehat dengan yang sakit juga dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan membawa korban pes ke rumah sakit harus
dilakukan, sebab selain untuk menyembuhkan hal ini dapat
mempengaruhi mereka yang juga terkena penyakit
Kebijakan isolasi kemudian diterapkan di beberapa afdeeling seperti
Malang, Pasuruan, Kediri, dan Tulung Agung. Di Malang, isolasi
dilakukan dengan memisahkan antara yang terkena epidemi pes dengan
7