Page 100 - FIX_MODUL SUFA FLIP BOOK
P. 100
Di pabrik Prajekan pos pasukan Belanda dan persenjataannya dalam jumlah
yang cukup banyak diserahterimakan dari seorang Letnan dan Serma artileri dari
pihak Belanda kepada Letnan Soewoto Selaku komandan saksi dan setelah itu emosi
pasukan Batalyon berhasil dikendalikan maka situasi normal kembali selanjutnya
pos pasukan di pabrik gula Prajekan dan Tangerang dipindahkan ke Wono Sari dan
pelucutan senjata OW Onderneming Watch Segera dilakukan pasukan di
perkebunan Wono sari dari pelucutan ini pasukan di perkebunan Wono Sari
berhasil menyita ratusan senjata pasukan Batalyon .
Bersama dengan penyerahan kedaulatan pasukan Batalyon yang masih
berada di gunung-gunung dan menyatu dengan pasukan pasukan yang berada di
kota. pentas meriah pun segera di Gelar masyarakat untuk menyambut kedatangan
dan bersatunya pasukan yang Sekaligus merupakan acara meluapkan rasa syukur
atas kembalinya kedaulatan negara dan secara Perpisahan dengan anggota Batalyon
yang akan ditugaskan ke Makassar saat itu juga berkunjung Sultan Hamengku. Saat
Hijrah Batalyon dari Bondowoso ke Blitar mbak tin dan Mbak Sih turut dalam
rombongan Hijrah pasukan. Keikutsertaan mereka dalam hijrah selain karena ingin
terus membantu pasukan juga karena didorong rasa takut ditangkap musuh
sepeninggalan pasukan dari Bondowoso ada ucapan yang sering terlontar dari
mereka berdua dan senantiasa diingat pejuang saat itu mati adalah kebiasaan orang
hidup tetapi berjuang dan berkorban demi keluhuran Tanah air dan bangsa adalah
kewajiban kita bersama.
E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI 93