Page 159 - WYJH V3 N2 DES 2020
P. 159

Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 3 / Nomor 2 / Desember 2020

            berhentinya  aktifitas  usaha.  Namun,  Sektor  UMKM  terbukti  lebih  tangguh  dalam
            menghadapi  krisis  tersebut,  karena  pada  saat  terjadinya  krisis  global,  Pelaku  UMKM
            banyak menggunakan bahan produksi local sehingga tidak menimbulkan dampak serius
            akibat krisis ekonomi tersebut.
                Sejatinya,  UMKM  telah  berhasil  menunjukkan  eksistensi  dan  kontribusinya  yang
            cukup signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja hingga 77.678.498 ribu orang atau
            sebesar 96,77% dari total tenaga kerja yang dapat diserap oleh para pelaku usaha UMKM
                                                                                     1
            khususnya pengembangan pada kualitas produk hasil UMKM Pertanian.  Berdasarkan hal
            tersebut,  perkembangan  UMKM  tidak  dapat  dilepaskan  dari  sejarah  perekonomian
            Indonesia pada krisis tahun 1998. Dalam krisis ekonomi dan krisis global yang terjadi
            dimana banyak pelaku usaha yang berskala besar menghadapi stagnasi operasional usaha
            sebab  memiliki  ketergantungan  terhadap  bahan  baku  dari  pasar  global  bahkan
            berhentinya  aktifitas  usaha.  Namun,  Sektor  UMKM  terbukti  lebih  tangguh  dalam
            menghadapi  krisis  tersebut,  karena  pada  saat  terjadinya  krisis  global,  Pelaku  UMKM
            banyak menggunakan bahan produksi lokal sehingga tidak menimbulkan dampak serius
            akibat  krisis  ekonomi  tersebut.  Sedangkan,  Eksisteni  UMKM  Pasca  Reformasi  dalam
            perekonomian nasional mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan mendominasi
            model usaha di Indonesia yang menunjukkan jumlah populasi UMKM pada tahun 2007
            mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99 % terhadap total unit usaha di Indonesia(Data
            Badan  Pusat  Statistik).    Pun  demikian  Kontribusi  UMKM  dalam  pembentukan  PDB
            (Produk Domestik Bruto) juga cukup signifikan, yakni jumlah PDB mencapaiRp. 3.957,4
            triliun, dimana UMKM telah memberikan kontribusi sebesar Rp.2.121,3 triliun atau 53,6
                                   2
            persen dari total PDB.
                Melihat peningkatan yang signifikan tersebut, ditemukan sebuah fakta bahwa saat ini
            UMKM di masa pandemic covid 19 juga memiliki kendala yang cukup serius apabila tidak
            diselesaikan  melalui  penerapan  kebijakan  dan  implementasinya.  Sebab,  hadirnya
            fenomena revolusi industri 4.0 serta terbatasnya ruang gerak manusia mengakibatkan
            beralihnya  sistem  perekonomian  yang  awalnya  konvensional  menjadi  virtual.
            Pentingnya seluruh kebijakan maupun aturan yang mengikat tingkah laku manusia harus
            dihadapkan  dengan  perkembangan  teknologi  yang  begitu  pesat  serta  upaya  menjaga
            keuangan di masa pandemic covid19 agar secara perekonomian dapat berjalan normal.
            Disamping  itu,  Bentuk  persaingan  usaha  saat  ini  lebih  menekankan  terhadap  inovasi
            berbasis  IT/artificial  intelegence/machine  learning  dan  terlebih  menggunakan  market
            intelegence sebagai basis pengembangan usahanya.
                Persaingan yang terjadi juga disebabkan oleh masuknya produk-produk luar negri
            yang  menciptakan  daya  saing  global  serta  menuntut  adanya  inovasi  terhadap
            perkembangan UMKM. Salah satu permasalahan akut terjadi pada pengembangan UMKM
            adalah Iklim usaha yang sulit diperkirakan. Menurut Hasil Kajian tim Fakultas Ekonomi
            Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwasannya masalah modal atau pembiayaan
            UMKM menempati urutan utama dalam peningkatan kapasitas usaha kecil dan menengah.
            Artinya  bahwa  persoalan  internal  yang  menjadi  domain  UMKM  adalah  lemahnya
            kemampuan SDM dan Permodalan. Apabila terdapat penguatan terhadap permodalan,
            maka masalah-masalah runtutan seperti bahan baku tenaga kerja, produksi, pemasaran



            1   Sri  Susilo,  Y.  Pertumbuhan  Usaha  Industri  Kecil  dan  Menengah  (IKM)  dan  Faktor-faktor  yang
            Mempengaruhinya. Eksekutif, Vol.4, No.2, (2007). hlm.306-313
            2  Asnur, Daniel, Penyusunan DSS Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial bagi UKM, Jurnal Pengkajian UKM
            dan Koperasi, Volume 4. (2009) Hlm.1-14.

                                                        258
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164