Page 230 - WYJH V3 N2 DES 2020
P. 230

Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 3 / Nomor 2 / Desember 2020

                  deposito.  Oleh  karena  itu,  kebijakan  pemerintah  disektor  perbankan  harus  diarahkan
                  pada  upaya  mewujudkan  perbankan  yang  sehat,  kuat  dan  kokoh.  Dalam  perspektif
                  prinsip the prudential principle of banking maka keseluruhan keputusan harus dilakukan
                  dengan  mengacu  pada  prinsip  kehati-hatian  terutama  setiap  keputusan  yang
                  berhubungan dengan pengeluaran uang seperti penyaluran kredit atau penjualan obligasi
                               6
                  serta saham.
                        Salah satu faktor yang penting dalam perjanjian kredit, antara lain faktor Default
                  dan Collateral dalam perjanjian kredit bank.  Pengertian  default  atau  kegagalan atau
                  kelalaian  adalah :  Kegagalan untuk memenuhi suatu kewajiban sebagaimana tercantum
                                                                              7
                  didalam  kontrak,  sekuritas,  akta  atau  transaksi  lainnya .   Dalam  pengertian   default ,
                  pelaku  kegagalan  dinamakan   defaulter ,  yaitu  orang  yang  gagal  atau  lalai  memenuhi
                  kewajibannya, orang yang menyalah gunakan uang yang dipercayakan kepadanya untuk
                             8
                  disimpan .
                        Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan
                  diangkat  dalam  penelitian  ini  bagaimanakah  penerapan  prinsip  kehati-hatian
                  diaplikasikan dalam proses pemberian kredit perbankan?. Penelitian ini bertujuan untuk
                  mengetahui  penerapan  prinsip  kehati-hatian  diaplikasikan  dalam  proses  pemberian
                  kredit perbankan.

                  METODE
                          Penelitian  ini  menggunakan  metode  penelitian  yang  bersifat  yuridis  normatif
                  dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual
                  (conceptual  approach).  Pendekatan  perundang-undangan  dilakukan  dengan  menelaah
                  semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
                            9
                  ditangani.  Pendekatan perundang-undangan artinya penelitian ini mengkaji peraturan
                  normatif yang ditentukan dalam undang-undang yang berkaitan dengan isu hukum yang
                  diajukan. Pendekatan konseptual merupakan pendekatan yang beranjak dari pandangan-
                  pandangan dan doktrin-doktrin dalam ilmu hukum. Jenis bahan hukum yang digunakan
                  dalam penelitian ini, merupakan bahan yang diperoleh dari perundang-undangan dan
                  bahan pustaka. Sumber bahan hukum  yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
                  bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat otoritatif, artinya bahan hukum
                  tersebut  mempunyai  otoritas,  yang  terdiri  dari  perundang-undangan,  yaitu  Undang-
                  Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
                  1992 Tentang Perbankan. Sedangkan bahan hukum sekunder, meliputi semua publikasi
                  tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi, meliputi buku-buku teks, kamus-
                  kamus hukum, juga opini-opini hukum dari para ahli yang dipublikasikan melalui jurnal,
                  majalah atau internet.

                  HASIL DAN PEMBAHASAN
                        Dalam dunia bisnis, kredit juga mempunyai banyak arti, salah satunya adalah kredit
                  yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabahnya. Dalam dunia bisnis pada umumnya,
                  kata kredit diartikan sebagai kesanggupan akan meminjam uang, atau kesanggupan akan
                  mengadakan transaksi dagang atau memperoleh penyerahan barang atau jasa, dengan


                  6
                    Irham Fahmi, 2016. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya : Teori dan Aplikasi, Bandung, Alfabeta, hlm.5
                  7
                   Johannes  Ibrahim,  2004,  Cross  Default  Dan  Cross  Collateral  Sebagai  Upaya  Penyelesaian  Kredit  Bermasalah,
                     Bandung : Refika Aditama, hlm. 51.
                  8 Ibid, hal. 51.
                  9
                    Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana, hlm.93
                                                              329
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235