Page 97 - WYJH V3 N2 DES 2020
P. 97

Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 3 / Nomor 2 / Desember 2020

            secara efektif dan efisien pads sector-sektor riil untuk menggerakkan pembangunan dan
            stabilitas  perekonomian  sebuah  Negara.  Dalam  hal  ini,  bank  menghimpun  dana  dari
            masyarakat  berdasarkan  asas  kepercayaan  masyarakat.  Apabila  masyarakat  percaya
            pada bank, maka masyarakat akan merasa aman untuk menyimpan uang atau dananya di
            bank. Bank harus selalu menjaga tingkat kepercayaan dari nasabah atau masyarakat agar
            menyimpan  dana  mereka  di  bank,  dan  bank  dapat  menyalurkan  dana  tersebut  untuk
            menggerakkan  perekonomian  bangsa.  Jasa  bank  sangat  penting  dalam  pembangunan
            ekonomi suatu Negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama,
            sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini,
            bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang
            paling  penting  dalam  kehidupan  ekonomi.  Kedua,  dengan  menerima  tabungan  dari
            nasabah dan meminjamkannya kepada para pihak yang membutuhkan dana, berarti bank
            meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif (Lukman
            Santoso, 2011: 32). Dan Pengawasan Perbankan berdasarkan Undang Undang Nomor 21
            Tahun 2011  pasal  55 ayat 2 tentang  Otoritas Jasa Keuangan , sejak Sejak tanggal 31
            Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
            keuangan di sektor Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
                   Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di
            bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan
            yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor keuangan baik dalam
            hal produk maupun kelembagaan. Di samping itu, adanya lembaga jasa keuangan yang
            memiliki hubungan kepemilikan di berbagai subsektor keuangan (konglomerasi) telah
            menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam
            sistem keuangan. ( Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia  Nomor 21 tahun 2011
            tentang OJK ).  Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang
            meliputi  tindakan  moral  hazard,  belum  optimalnya  perlindungan  konsumen  jasa
            keuangan,  dan  terganggunya  stabilitas  sistem  keuangan  semakin  mendorong
            diperlukannya  pembentukan  lembaga  pengawasan  di  sektor  jasa  keuangan  yang
            terintegrasi. ( Penjelasan Undang Undang Republik  Indonesia  Nomor 21 tahun 2011
            tentang  OJK    )  Sehubungan  dengan  hal  tersebut  di  atas,    Pengawasan  Perbankan
            berdasarkan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011  pasal 55 ayat 2 tentang Otoritas Jasa
            Keuangan  ,  sejak  Sejak  tanggal  31  Desember  2013,  fungsi,  tugas,  dan  wewenang
            pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan beralih dari
            Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
                  Pengawasan tersebut  di dalam prakteknya tentu banyak hambatan dan kendala
            dalam  mempertahankan  kepercayaan  dari  masyarakat  terhadap  sebuah  bank.    Kita
            ketahui bersama bahwa pada tahun 2018, terdapat banyak sekali kasus yang terdengar
            mengenai metode penipuan Bank bernama Skimming sehingga Skimming Bank bukanlah
            hal  baru  yang  terjadi  di  Indonesia.  Mungkin  sebagian  masyarakat  belum  mengetahui
            bagaimana metode penipuan ini bekerja sehingga tak sedikit masyarakat yang terjerat
            oleh pelaku Skimming. Lalu, apa itu Skimming?
                  Teknik Skimming adalah kegiatan atau upaya seseorang untuk membobol data dari
            pita magnetik kartu ATM/Debit sehingga sang pelaku dapat mengetahui data dari korban.
            Selanjutnya,  setelah  melakukan  teknik  tersebut  sang  pelaku  dapat  mengakses  data
            korban secara illegal. Teknik skimming menggunakan alat yang sengaja diletakkan pada
            slot mesin ATM. Alat yang digunakan pelaku bernama skimmer. Dengan alat tersebut,
            sang pelaku dapat menggunakan data yang terdapat pada magnetic stripe di ATM sang
            korban. Untuk kasus kasus  kejahatan skimming yang terjadi di Indoneisa,  polisi berhasil

                                                        196
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102