Page 290 - 100 Tokoh
P. 290

pribadi,  Wahidin  memiliki  hutang  budi  terhadap
          setidaknya  seorang  Belanda  yang baik hati.  Setelah
          tamat  dari  sekolah  desa  Ongko  Loro  (SD  tiga  tahun),
          ia  terancam  putus  sekolah.  Namun  berkat  bantuan
          Frits  Kohle,  administrator  pabrik  gula  Wonolopo,
          Sragen,  Wahidin  bisa  melanjutkan  ke  Lagere  School
          di  Yogyakarta.  Ketekunanannya membuahkan hasil
          yang  manis.  Ia  bisa  melanjutkan  ke  Tweede  Europese
          Lagere  School  (SD  untuk  keturunan  Eropa  dan  kaum
          priyayi). Hingga akhirnya berhasil masuk ke Sekolah
          Dokter  Jawa  di  Batavia  (1874).
              Sejak  awal  Wahidin  sudah  commit terhadap na­
          sib rakyat. Meski sudah mapan dengan bekerja seba­
          gai asisten di  Sekolah Dokter Jawa, ia  tidak sungkan
          merogoh  koceknya  untuk  berceramah  di  berbagai
          tempat.  Untuk  menyadarkan  masyarakat  tentang
          pentingnya  pengajaran,  Wahidin  lalu  menerbitkan
          majalah Retno  Doemilah  pada  tahun 1904. Dan  untuk
          melawan  kepercayaan  masyarakat  terhadap  dukun
          dan takhayul,  ia  melansir majalah  Goeroe  Desa,  yang
          memberitakan  seluk-beluk  kesehatan
              Wahidin Sudirohusodo wafat  di Jakarta tanggal
          26  Mei  1917.  Ia  dikukuhkan  sebagai  Pahlawan  Na­

          sional  pada  tahun  1973.  *****















                                                            273
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295