Page 40 - E-modul Merdeka Belajar Pendidikan Kewarganegaraan_Najwa Syarofa rev
P. 40

2) Kebhinnekaan Ras



                 Letak negara Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat



           persilangan  jalur  perdagangan.  Banyaknya  kaum  pendatang  ke  Indonesia



           mengakibatkan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama, kesenian maupun




           budaya. Ras di Indonesia terdiri dari Papua Melanesoid yang berdiam di Pulau



           Papua,  dengan  ciri-ciri  fisik  rambut  keriting,  bibir  tebal  dan  kulit  hitam.  Ras



           Weddoid  dengan  jumlah  yang  relatif  sedikit,  seperti  orang  Kubu,  Sakai,




           Mentawai,  Enggano  dan  Tomuna  dengan  ciri-ciri  fisik  perawakan  yang  kecil,



           kulitnya  sawo  matang  dan  rambut  yang  berombak.  Selain  itu,  adapun  Ras



           Malayan  Mongoloid  berdiam  di  sebagaian  besar  kepulauan  Indonesia,



           khususnya di Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan ciri-ciri berambut ikal atau



           lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo matang. Kebhinnekaan tersebut




           tidak mengurangi persatuan dan kesatan karena setiap ras saling menghormati



           dan tidak menganggap ras lainnya paling unggul. Kebhinnekaan Suku Bangsa



           Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh perairan, dengan




           adanya kebhinnekaan tersebut menjadikan Indonesia sangat kaya akan budaya



           dan termasuk juga rasnya. Walaupun berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi



           persatuan  dan  kesatuan.  Terbukti  dengan  menempatkan  bahasa  Indonesia



           sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan.









           3) Kebhinnekaan Agama



                     Keluar  masuknya  kaum  pendatang  baik  yang  berniat  untuk  berdagang



           maupun  menjajah  membawa  misi  penyebaran  agama  yang  mengakibatkan




           kebhinnekaan agama di Indonesia. Diantaranya adalah agama Islam, Kristen



           Katolik,  Protestan,  Hindu,  Budha  dan  Konghucu  serta  aliran  kepercayaan.



           Kebhinnekaan  agama  sangat  rentan  akan  konflik,  tetapi  dengan  semangat



           persatuan  dan  semboyan  dari  Bhinneka  Tunggal  Ika  konflik  tersebut  dapat



           dikurangi dengan cara saling bertoleransi antar umat beragama. Setiap agama




           tidak mengajarkan untuk mengganggap agamanya adalah yang paling benar



           akan  tetapi  saling  menghormati  dan  menghargai  perbedaan  sehingga  dapat



           hidup rukun dan berdampingan.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45