Page 12 - Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah_Neat
P. 12
Direktur Jenderal Pajak dapat menentukan tempat selain Pengusaha
Kena Pajak dikukuhkan sebagai tempat pengkreditan Pajak Masukan atas
perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak, baik atas permohonan
tertulis dari Pengusaha Kena Pajak ataupun secara jabatan.
❖ Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
Pengkreditan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran dalam Masa
Pajak yang sama tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:
1. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Dengan
demikian, Pajak Masukan yang diperoleh sebelum pengusaha
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tidak dapat dikreditkan.
2. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha.
Pengeluaran yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha adalah
pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan
manajemen. Agar dapat dikreditkan, Pajak Masukan juga harus
memenuhi syarat bahwa pengeluaran ter- sebut berkaitan dengan adanya
penyerahan yang terutang PPN. Oleh karena itu, meskipun suatu
pengeluaran telah memenuhi syarat adanya hubungan langsung dengan
kegiatan usaha, masih dimungkinkan Pajak Masukan tersebut tidak
dapat dikreditkan, yaitu apabila pengeluaran dimaksud tidak ada
kaitannya dengan penyerahan yang terutang PPN.
3. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan
dan station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau
disewakan.
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau
pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum
pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
5. Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur
Pajaknya tidak memenuhi ketentuan harus mencantumkan
keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak atau tidak memenuhi persyaratan
Prodi Akuntansi/ Fakultas Ekonomi/UNIMED/ 2022 9