Page 9 - E-BOOK INTERAKTIF ONLINE PETUNJUK PRAKTIKUM MIKRO-BIOLOGI
P. 9
3
DASAR TEORI
Secara umum, antibakteri adalah zat yang dapat
membunuh atau menekan pertumbuhan atau reproduksi
bakteri. Suatu zat antibakteri yang ideal harus memiliki sifat
toksisitas selektif, artinya bahwa suatu obat berbahaya
terhadap parasit tetapi tidak membahayakan bagi inangnya.
Antibakteri dikatakan memiliki efek yang efektif jika zona
hambat pertumbuhan bakteri kurang lebih 14-16 mm
(Farmakope Indonesia Edisi V, 2014 ). Filtrasi adalah proses
untuk memisahkan zat-zat yang tidak diinginkan dalam fase
cair atau gas. Cairan yang telah diproses filtrasi/penyaringan
itu disebut dengan filtrat, sedangkan untuk padatan yang
tertumpuk di penyaring itu disebut dengan residu.
Beberapa tumbuhan dikenal dengan kemampuan
antibakterinya. Daun Ranti, daun Jawer Kotok, daun Jambu
Biji, buah Belimbing wuluh, daun Teh Hijau, daun Kersen,
kelopak Bunga Rosela, daun Sirih, daun Kayu Manis, buah
Mentimun, dan daun Beluntas diketahui memiliki aktivitas
antibakteri yang cukup kuat. Antibakteri merupakan zat
yang bisa membatasi perkembangan bahkan membunuh
bakteri. Dampak antibakteri mengusik metabolisme mikroba
berbahaya. Mikroba ini sebenarnya hidup berdampingan
dengan kita, terlebih di dalam air kita akan menjumpai
berbagai macam mikroba yang berbahaya serta bisa
menginfeksi makhluk hidup.
Metode uji antibakteri yang paling sering digunakan adalah
metode difusi agar. Cakram kertas saring berisi sejumlah
tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium padat
yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada
permukaannya. Setelah inkubasi, diameter zona hambatan
sekitar cakram dipergunakan mengukur kekuatan hambatan
obat terhadap organisme uji.