Page 12 - BAHAN AJAR STEREOKIMIA_Lusyana Rahman_8196141004
P. 12
atau levorotatory dilambangkan l tergantung stereoisomer mana yang ada (atau dominan).
Misalnya sukrosa dan kamper berputar –d sedangkan kolesterol berputar-l. Untuk zat
tertentu, sudut di mana polarisasi cahaya dengan panjang gelombang tertentu diputar
sebanding dengan panjang jalur yang melewati bahan dan (untuk larutan) sebanding dengan
konsentrasinya. Aktivitas optik diukur menggunakan sumber terpolarisasi
dan polarimeter . Ini adalah alat yang terutama digunakan dalam industri gula untuk
mengukur konsentrasi gula sirup, dan umumnya dalam kimia untuk mengukur konsentrasi
atau rasio enansiomer molekul kiral dalam larutan.
c. Proyeksi fischer
Di akhir abad 19, seorang ahli kimia Jerman Emil Fisher mengemukakan rumus
proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang dari gugus-gugus di sekitar atom kiral. Rumus
proyeksi ini disebut proyeksi Fischer. Fischer mengembangkan rumus-rumus ini untuk
menyatakan molekul gula. Contohnya 2,3-dihidroksipropanal (biasa disebut gliseraldehida)
dan 2,3,4-trihidroksibutana (eritrosa). Gliseraldehida mempunyai satu atom karbol kiral
(karbon 2), sementara eritrosa mempunyai dua karbon kiral (karbon 2 dan 3).
a. 2,3-dihidroksipropanal (gliseraldehida) b. 2,3,4-trihidroksibutana (eritrosa)
Dalam menggambarkan suatu proyeksi Fischer, diandaikan bahwa molekul itu diulur
(streched) sepenuhnya dalam bidang kertas dengan semua subtituennya eklips, tanpa
mempedulikan konformasi apapun yang disukai. Rumus-rumus eritrosa tersebut di atas
menunjukkan konformasi yang digunakan untuk proyeksi Fischer. Menurut perjanjian, gugus
karbonil (atau gugus berprioritas tata nama tertinggi) diletakkan pada atau di dekat ujung
teratas. Jadi karbon teratas adalah karbon 1. Tiap titik potong garis horizontal dan vertikal
Stereokimia Page 9