Page 13 - E-Modul Makromolekul (PUTRI MAYANG SARI)
P. 13
b. Polimersasi Kondensasi
Polimer kondensasi merupakan polimer yang terbentuk berdasarkan reaksi
polimerisasi kondensasi, yaitu reaksi penggabungan monomer membentuk polimer
dengan jalan membebaskan molekul kecil lain dimana terjadi pada monomer yang
memiliki gugus fungsi pada kedua ujung molekulnya. Adapun syarat terjadinya reaksi
polimerisasi kondensasi yakni monomer tersebut mempunyai dua gugus fungsi pada
kedua ujung rantai molekulnya. Adapun contoh beberapa polimer hasil pembentukan
melalui kondensasi adalah : Nylon-66, Dakron, Amilum, Protein.
Contoh : pembentukan polimer kondensasi, pembentukan nylon-66
Pembentukan Nylon-66 terdiri dari asam 1,6- heksanadioat dan 1,6-diaminaheksana.
Dimana dalam hal ini, setiap penggabungan dua monomer akan dibebaskan satu
molekul air (atom H berasal dari gugus amina dan gugus OH berasal dari gugus
karboksilat) sebagai berikut:
Gambar 6. Proses pembentukan nylon-66
(Sumber: https://roboguru.ruangguru.com)
Sifat Polimer
Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer sebagai berikut.
Seiring bertambahnya panjang rantai polimer, panjang rata-rata rantai polimer,
kekuatan dan titik leleh juga ikut naik dan bertambah.
Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan menjadi
kuat dan sukar meleleh.
Semakin banyak rantai polimer yang bercabang, maka makin banyak pula daya
tegang rendah dan mudah meleleh.
Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan
membentuk bahan yang keras. sehingga jika semakin banyak ikatan silang tersebut
akan menyebabkan polimer tersebut mudah patah.
Sifat kristalinitas rantai polimer dimana dalam hal ini polimer berstruktur tidak teratur
memiliki kristanilitas rendah dan bersifat amorf (tidak keras). Sedangkan polimer
dengan struktur teratur mempunyai kristanilita tinggi sehingga lebih kuat.
7