Page 290 - Gabungan
P. 290

"Aku menyimpannya di bawah kaos kaki," jawab Bai Wenhao.


                "Kalau rahasiamu ini diketahui perampok, lain kali mereka akan


            menyuruh semua penumpang melepas sepatu dan kaos kaki," kata


            Anna.


                Keesokan  harinya,  Bai  Wenhao  menelpon  kakaknya  Wenxiong


            menceritakan peristiwa semalam. Wenxiong tertawa terbahak-bahak


            di telepon.


                "Kau senang melihat orang lain susah!" protes Bai Wenhao.


                "Adikku,  kau  masih  bisa  meneleponku  hari  ini,  itu  artinya  kau


            sangat  beruntung!  Itu  berkat  jasa  leluhur  kita  yang  melindungimu!


            Pengalamanmu  kemarin  siang  dan  malam  sudah  cukup  menarik


            tanpa perlu diolah lagi. Kalau ayah tahu, pasti akan melebur gelang


            emas  dan  peraknya  untuk  membuat  'sup  emas'  menyembuhkan

            keterkejutanmu! Hahaha!"


                "Wenhao, kau harus menulis cerpen berjudul 'Teror Tengah Malam'!


            Biar  pihak  berwenang  memperhatikan  dan  mengambil  tindakan.


            Pengalaman langsung seperti ini tidak bisa didapat dari wawancara


            biasa! Tapi 'biaya' pengalamanmu ini terlalu mahal. Nilai arlojimu saja


            cukup untuk pulang-pergi naik pesawat dua kali! Hahahaha..."


                Suara tawa Wenxiong masih terngiang di telinga Bai Wenhao saat


            mobilnya  tiba  di  rumah.  Pelayan  Elona  sudah  menunggu  di  pintu


            tanpa perlu bel dibunyikan.

                                                           290
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295