Page 12 - PAK 7.1
P. 12

Steve Jobs benar-benar kuliah di sebuah Universitas yang biayanya
                      hampir semahal Stanford. Hal tersebut membuat tabungan orang
                      tua angkatnya habis untuk membiayai kuliahnya. Namun sayang,
                      setelah 6 bulan kuliah, Jobs merasa tidak mendapatkan apapun di
                      bangku kuliah. Kemudian dia memutuskan untuk drop out. Setelah
                      itu, dia mengambil mata kuliah yang menurutnya menarik yaitu
                      kaligrafi. Steve Jobs percaya bahwa hidupnya akan baik-baik saja.
                      Namun, sebetulnya bisa dibilang dia tidak baik-baik saja. Dia bahkan
                      tidak memiliki kamar asrama, sehingga harus menumpang tidur di
                      lantai kamar temannya. Untuk makan, Jobs harus mengumpulkan
                      botol Coca-Cola hanya untuk mendapat uang sebesar lima sen.
                      Setiap minggu malam, dia harus berjalan sejauh tujuh mil hanya
                      untuk mendapatkan makanan yang layak di Kuil Hare Krishna.
                      Sekalipun hidupnya terasa begitu memprihatinkan, Steve Jobs tidak
                      merasa menyesal akan keputusannya.
                          Melalui kelas kaligrafi Steve Jobs belajar banyak hal yang
                      menurutnya menarik. Contohnya adalah tulisan serif dan sanserif
                      yang menurutnya begitu cantik. Ia juga belajar bagaimana
                      memvariasikan jumlah spasi antara kombinasi huruf yang berbeda.
                      Baginya tipografi merupakan hal yang indah, bersejarah, dan
                      memiliki arti seni tinggi yang terkadang ilmu pengetahuan pun
                      tidak dapat memahaminya. Tipografi bagi Jobs adalah hal yang
                      menakjubkan, tapi ia tidak pernah berharap untuk menjadikan hal
                      tersebut sebagai ladang mencari pekerjaan. Sekalipun awalnya tidak
                      pernah menargetkannya sebagai pekerjaan, tapi sepuluh tahun
                      kemudian, harapan itu muncul saat dia dan temannya merancang
                      computer Macintosh dan Mac.
                          Dengan bekal pembelajarannya dalam tipografi, ia berhasil
                      membuat Mac yang dihiasi aneka jenis huruf yang sangat indah.
                      Jika dia tidak berhenti kuliah, dia tidak mungkin mengikuti kelas
                      kaligrafi dan Mac mungkin tidak pernah tercipta. Mac mungkin
                      tidak akan pernah memiliki beragam jenis huruf. Jika dia tidak drop
                      out  dari kuliah,  komputer pribadi saat ini mungkin tidak akan
                      memiliki tipografi yang seindah kita lihat sekarang. Justru setelah
                      jatuh, Steve Jobs bisa bangkit dan mendapatkan momentumnya
                      untuk sukses.
                          Kita mungkin tidak dapat melihat masa depan. Akan tetapi,
                      ketika kita sudah melaluinya, kita dapat menoleh ke belakang dan
                      menghubungkan hal-hal apa saja yang pernah kita lalui untuk
                      mencapai keadaan sekarang ini. Oleh karena itu, kita harus punya
                      keyakinan terhadap sesuatu entah itu takdir, karma, perasaan,


                  12    Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16