Page 8 - TUGAS2_RUDY S P
P. 8
Sesudah itu Belanda melancarkan operasi besar-besaran untuk
memadamkan perlawanan. Karena kekuatan tidak seimbang terutama dalam
persenjataan maka benteng yang direbut oleh pasukan Pattimura itu setelah
tiga bulan lamanya dikuasai, dapat dikuasai kembali oleh Belanda. Lama-
kelamaan perlawanan rakyat menjadi berkurang. Kapiten Pattimura
tertangkap sewaktu berada di sebuah rumah di Siri Sori. Dengan beberapa
orang lainnya Pattimura dibawa ke Saparua dan selanjutnya dikirim ke
Ambon. Belanda membujuk untuk bekerja sama, tetapi bujukan itu ditolak
oleh Patttimura.
Pengadilan Kolonial Belanda menjatuhkan hukuman gantung
kepada Pattimura. Sehari sebelum hukuman itu dijalankan, Belanda masih
membujuk, tetapi ia tetap menolak. Pada hari Selasa tanggal 16 Desember
1817 hukuman gantung dilaksanakan di depan benteng Victoria di Ambon.
Sebelum menuju tiang gantungan, Pattimura berkata: “Pattimura-Pattimura
tua boleh hancur, tetapi sekali waktu kelak Pattimura-Pattimura muda akan
bangkit kembali.” Beliau meninggal pada tanggal 16 Desember 1817.
2. TUANKU IMAM BONJOL
Sebagai anak yang cerdas dan berpikiran luas, ia belum merasa
puas terhadap apa yang telah didapat dalam pondok pesantren milik
ayahnya. Keinginannya terkabul untuk belajar kepada seorang ulama besar
di daerah Minangkabau. Dalam waktu singkat ia sudah menguasai pelajaran
yang diajarkan oleh gurunya.
Karena kecerdasan, kejujuran dan kesopanan yang dimiliki Tuanku
Imam Bonjol amat menonjol, maka oleh gurunya diangkat menjadi guru
bantu. Tugas itu ia laksanakan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi apa yang
telah didapatkannya belum memuaskan. Ia masih menginginkan belajar
agama lebih mendalam lagi. Dengan doa dan seijin orangtua dan gurunya,
maka pergilah Tuanku Imam Bonjol ke Aceh.
Berkat keberhasilan Tuanku Imam Bonjol memimpin pesantren,
maka diberi kepercayaan oleh kaumnya untuk memimpin. Kaum ini adalah
5