Page 15 - PROSPEK 2022 - Preview
P. 15
MAHAL
Pernah pada suatu ketika, Kami sekelompok pengajar muda, sudah pada ambang
batas kejenuhan. Bukan karena tugas kita sebagai pendidik, tapi rindu akan hiruk pikuk
pertelevisian dan ragam acaranya. Kami ber-7 sudah menghabiskan segenap timbunan
movie yang memang sengaja sudah kami siapkan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan ke
tanah rantau "mutiara hitam" negeri Indonesia.
Tapi apalah daya, kami terbatas akan tenaga listrik. Tempat tugas kami masih gelap
gulita hanya sebatang lilin yang selalu sabar menemani setiap malam, kecuali jikalau kami
lupa bahwa persediaan lilin habis, ya dengan rela harus berteman dengan gelap yang
ternyata tanpa sadar telah menjadi pengikat persaudaraan kami.
Demi mencari hiburan kami be-7 rela jalan kaki hingga kurang lebih 6 km untuk
sampai di pos brimob, karena kejenuhan sudah tak mampu kami kondisikan. Bagaikan bertemu
dengan keluarga, Bapak2 brimob membiarkan tv kami kuasai, dan tanpa sadar malam
semakin larut, salah satu teman kami mengingatkan
Kawan 1 : Hei temen2 sudah jam set. 12 loh, ndak balik kah... ?
(Sontak akupun tersadar)
Aku : Eh iya loh, ayok segera balik...
Besok kita mengajar, timpal made (teman perempuanku satu2nya)
Bergegas kami ber-7 siap2 untuk segera pulang, setelah siap kami berpamitan
Agar tidak terlalu terasa capek, karena memang medan kita menanjak, kami ber-7
bergurau sambil bercerita banyak hal, yang tanpa kami sadari ternyata ada yang
menghadang kami dalam keadaan mabuk, mencoba meminta uang.
Tanpa berpikir, sontak teman2 lelakiku sigap mengelilingi tuan putri mereka (aku dan made),
hehehehe.
Teman2 mencoba untuk berbicara sehalus mungkin, agar tidak terjadi kejadian
yang tidak diinginkan.
Setelah terjadi perdebatan yang lumayan alot dengan si pemabuk, Tiba-tiba
muncul satu orang lagi yang dengan cepat berlari kearah kami, eh bapak ibu guru dari
mana??? Kenapa malam sekali..., sambil berusaha memegangi temannya yang mabuk,
maafkan teman saya e bapak ibu guru. .. Sambil memukul kepala temannya dia berkata, "eh ko
berani sampe, main minta2 uang ke sa pu bapak ibu guru" mo sa hajar lagi kah... Ko diam
sudah duduk saja sana...
Dan ternyata dia adalah salah satu anak didik kami yang bernama "Dokle Soklayo",
Seorang siswa kelas 12 di SMAN Kobagma, yang dari segi akademik memang sedikit
tertinggal dari ke-4 teman sekelasnya. Tapi engkau istimewa, engkau pahlawan kami anak...
Rasa sayang dan hormat mereka terhadap Guru sangat kami rindukan, anak pandai
sangat banyak tapi kami yang kau sebut Guru ini tak memerlukan itu, kami akan sangat
bangga dengan sifat dan sikap kalian semua yang mampu menghormati dan berakhlaq.
Teruntuk kalian permata di tanah Timur, Tetap tumbuhlah dengan segala
keistimewaan dan keterbatasan, jangan pernah lelah untuk terus menantang mentari... Kami
selalu bersama kalian wahai permata masa depan.
Dari yang merindukan.
PROSPEK 14
EDISI XXX - 2022