Page 46 - abunawas-sang penggeli hati
P. 46

Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya. Bekal yang
                   dibawanya mulai menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya
                   dengan kesedihan yang terlalu mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa
                   bertambah yakin bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menotong
                   keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya. Bukankah tiada seorang
                   teman pun yang lebih baik daripada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?




                   Setelah beberapa hari Abu Nawas berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa
                   rindu yang menyayat-nyayat hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin
                   lama makin menderu-deru seperti dinginnya jamharir. Sulit untuk dibendung.
                   Memang, tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan
                   akal apakah ia harus melepaskan diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati.
                   Apakah aku akan meminta bantuan orang lain dengan cara menggendongku dari
                   negeri ini sampai ke istana Baginda? Tidak! Tidak akan ada seorang pun yang
                   sanggup melakukannya. Aku harus bisa menolong diriku sendiri tanpa
                   melibatkan orang lain.




                   Pada hari kesembilanbelas Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak
                   termasuk larangan Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya
                   dipersiapkan, Abu Nawas berangkat menuju ke negerinya sendiri. Perasaan
                   rindu dan senang menggumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ini
                   melecut-lecut semakin menggila karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat
                   dengan kampung halaman.




                   Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira. Desas-
                   desus tentang kembalinya Abu Nawas segara menyebar secepat bau semerbak
                   bunga yang menyerbu hidung.
                                                             46
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51