Page 92 - abunawas-sang penggeli hati
P. 92

"Tetapi tongkat ini adalah tongkat wasiat satu-satunya yang aku miliki." kata
                   Abu Nawas sambil tetap berpura-pura tidak ingin menjual tongkatnya.




                   "Dengan uang seratus dinar engkau sudah bisa hidup enak." Kata mereka makin
                   penasaran.




                   Abu Nawas diam beberapa saat sepertinya merasa keberatan sekali.




                   "Baiklah kalau begitu." kata Abu Nawas kemudian sambil menyerahkan
                   tongkatnya.




                   Setelah menerima seratus dinar uang emas Abu Nawas segera melesat pulang.
                   Para pencuri itu segera mencari warung terdekat untuk membuktikan keajaiban
                   tongkat yang baru mereka beli. Seusai makan mereka mengacungkan tongkat
                   itu kepada pemilik kedai. Tentu saja pemilik kedai marah.




                   "Apa maksudmu mengacungkan tongkat itu padaku?" "Bukankah Abu Nawas juga
                   mengacungkan tongkat ini dan engkau  membebaskannya?" tanya para pencuri
                   itu.






                                                             92
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97