Page 16 - BAHAN AJAR - NI MADE DWI PAYANI, S.Pd.
P. 16

MATERI PENGAYAAN




                     Bahasa
                   Indonesia                                 Kalimat Baku Tidak Baku




                  Kalimat  baku  adalah  kalimat  yang  memiliki  kesesuaian  dengan  kaidah  Bahasa
                  Indonesia baik dalam diksi (pilihan kata), struktur kalimat, maupun ejaan. Ada beberapa
                  syarat yang harus dipenuhi sebuah kalimat agar menjadi kalimat baku.
                  Syarat-syarat kalimat baku adalah:
                      1.  Logis:  Kalimat  dapat  dikatakan  sebagai  kalimat  baku  apabila  kalimat tersebut
                         logis atau bisa diterima dengan akal sehat.
                         Contoh:
                               Bagi yang merokok di dalam kereta, harap dimatikan. (kalimat tidak baku)
                               Bagi yang merokok di dalam kereta, harap dimatikan rokoknya. (kalimat
                               baku)
                         Meskipun  kalimat  di  atas  dinilai  sangat  komunikatif,  namun  kalimat  tersebut
                         tidaklah logis, karena akan menimbulkan makna lain (orang yang merokok yang
                         dimatikan).
                      2.  Hemat:  Kalimat  dapat  dikatakan  sebagai  kalimat  baku  apabila  tidak  terdapat
                         pemborosan kata di dalamnya.
                               Pakaianmu sangat indah sekali. (kalimat tidak baku)
                               Pakaianmu indah sekali. (kalimat baku)
                         Kalimat di atas menggunakan kata yang berlebihan seperti kata sangat diikuti
                         dengan kata sekali, sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak efektif.
                      3.  Padu: Kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat baku apabila hubungan antar
                         unsur kalimat memiliki kepaduan, agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.
                         Contoh:
                               Akan saya tegur anak nakal itu. (kalimat tidak baku)
                               Anak nakal itu akan saya tegur. (kalimat baku)
                         Kalimat di atas tidak memenuhi unsur penyusunan kalimat secara utuh (S+P),
                         yang ditunjukkan dengan tidak adanya unsur subjek di dalamnya. Kalimat di
                         atas diawali dengan kata hubung yaitu kata “akan”.
                      4.  Kesesuaian Struktur: Kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat baku apabila
                         memiliki struktur yang sesuai, agar tidak terjadi kerancuan makna.
                         Contoh:
                               Ana membelikan sepeda adiknya. (kalimat tidak baku)
                               Ana membelikan sepeda untuk adiknya. (kalimat baku)
                         Maksud dari kalimat di atas adalah Ana membelikan sepeda untuk adiknya.
                         Kalimat di atas sangat rancu, sehingga tidak dapat ditafsirkan. Hal ini karena
                         kalimat di atas bisa saja diartikan lain yaitu yang dibelikan Ana adalah sepeda,

                         padahal yang dibelikan Ana bukan sepeda tetapi adiknya.
   11   12   13   14   15   16   17