Page 33 - Hasil Produk E-Modul Mitben Klimatologis
P. 33
Selama El Niño, curah hujan di Indonesia menurun secara signifikan. Hasilnya?
Kekeringan, kelangkaan air bersih, dan masalah serius di bidang pertanian, hutan, dan
ekosistem air tawar (Faizah & Buchori, 2019). Tapi jangan khawatir, para ilmuwan dan
ahli cuaca di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu berada di
garis depan untuk memantau El Niño. Mereka memberikan peringatan dini yang
membantu kita bersiap menghadapi tantangan ini. Sekarang, dengan pengetahuan yang
lebih mendalam tentang hubungan antara El Niño dan kekeringan, kita dapat lebih siap
dan bijaksana dalam mengatasi dampaknya. Mari terus belajar dan bersama-sama
menjaga Indonesia dari ancaman kekeringan.
Klasifikasi Jenis Kekeringan
BMKG memprediksi musim kemarau di tahun 2023 akan lebih kering jika
dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022). Berdasarkan data
informasi bencana dari PUPR bulan Agustus 2023 menunjukkan dampak meluasnya
kekeringan di Tanah Air yang melanda 13 Provinsi di Indonesia. Berbagai jenis
kekeringan terjadi di berbagai daerah (Agil Prasetyo, Suprayoga, & Hani’ah, 2018).
Berikut adalah klasifikasi jenis kekeringan di Indonesia beserta contohnya:
1. Kekeringan Meteorologis disebabkan oleh kurangnya curah hujan selama periode
waktu yang panjang atau oleh variasi alamiah dalam pola curah hujan. Contoh: terjadi
di berbagai wilayah Indonesia selama musim kemarau, terutama di Pulau Jawa, Bali,
dan Nusa Tenggara Timur. Selama periode ini, curah hujan berkurang, dan suhu
meningkat.
2. Kekeringan Hidrologis terjadi ketika ketersediaan air di permukaan dan dalam sistem
air tanah menurun akibat kurangnya curah hujan. Contoh: terjadi di beberapa wilayah
yang bergantung pada air sungai dan danau sebagai sumber air. Misalnya, Danau
Toba di Sumatera Utara mengalami penurunan tingkat air yang signifikan selama
musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini memengaruhi pasokan air dan
kehidupan masyarakat sekitar danau.
3. Kekeringan Pertanian terjadi ketika kandungan air di dalam tanah tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan tanaman tertentu selama periode waktu tertentu. Hal ini
dapat mengakibatkan gagal panen, kerugian pertanian, dan kelangkaan pangan.
Contoh: kekeringan yang memengaruhi wilayah-wilayah pertanian di Sumatera
Selatan selama musim kemarau yang dapat mengakibatkan gagal panen dan
kerugian bagi petani.
25