Page 20 - EBOOK
P. 20
Fungsi Asuransi
Menjamin perlindungan dari resiko (kerusakan, kehilangan, kerugian atau lainnya)
yang diderita satu pihak.
Meningkatkan effektivitas dan effisiensi pengamanan sebab tidak perlu dengan
pengumuman dan pengawasan khusus untuk memberikan perlindungan.
Mempermudah pembiayaan dengan hanya membayar premi dalam jumlah
tertentuyang sudah disepakati, nasabah tidak perlu menanggung sendiri kerugian
atas resiko yang muncul.
Sebagai dasar bank untuk memberikan kredit. Karena pihak bank memerlukan
jaminana perlindungan atas sesuatu yang dijadikan agunan oleh pemohon kredit.
Sebagai investasi (tabungan jangka panjang) seperti dalam kasus asuransi jiwa.
Jumalah premi yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan kepada
nasabah dalam jumlah yang lebih besar.
Menutup lost of earning power seseorang atau badan ketika sudah tidak bekerja.
Prinsip Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu
insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan
contribution.
a) Insurable Interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
b) Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik
diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur
menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari
asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan
benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
c) Proximate cause
adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara
aktif dari sumber yang baru dan independen.
d) Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).
15