Page 86 - Modul Sejarah Indonesia Kelas XII _KD 3.1 dan 4.1
P. 86

MASA REFORMASI
                                  Perjalanan panjang sejarah Orde Baru di Indonesia
                           dapat melaksanakan pembangunan sehingga mendapat
                           kepercayaan dalam dan luar negeri. Mengawali perjalannya
                           pada dasawarsa 60an rakyat sangat menderita pelan-pelan
                           keberhasilan pembangunan melalui tahapan dalam
                           pembangunan lima tahun (Pelita) sedikit demi sedikit
                           kemiskinan rakyat dapat dientaskan. Sebagai tanda terima
                           kasih kepada pemerintah Orde Baru yang berhasil

                           membangun negara, Presiden Soeharto diangkat menjadi
                           "Bapak Pembangunan ".
                                  Ternyata  keberhasilan  pembangunan  tersebut  tidak  merata,  maka  kemajuan  Indonesia
                           temyata hanya semu belaka. Ada kesenjangan yang sangat dalam antara yang kaya dan yang miskin.
                           Rakyat mengetahui bahwa hal ini disebabkan cara-cara mengelola negara yang tidak sehat ditandai
                           dengan  merajalela  korupsi,  kolusi,  dan  nepotisme  (KKN).  Protes  dan  kritik  masyarakat  seringkali
                           dilontarkan namun pemerintah Orba seolah-olah tidak melihat, dan mendengar, bahkan masyarakat
                           yang  tidak  setuju  kepada  kebijaksanaan  pemerintah  selalu  dituduh  sebagai  "PKI",  subversi,  dan
                           sebagainya.

                                  Pada  pertengahan  tahun  1997  Indonesia  dilanda  krisis  ekonomi,  harga-harga  mulai
                           membumbung  tinggi  sehingga  daya  beli  rakyat sangat  lemah,  seakan  menjerit  lebih-lehih  banyak
                           perusahaan  yang  terpaksa  melakukan  "PHK"  karyawannya.  Diperburuk  lagi  dengan  kurs  rupiah
                           terhadap dolar sangat rendah. Disinilah para mahasiswa, dosen, dan rakyat mulai berani mengadakan




                                                                                  Reformasi lahir setelah negara
                                                                                  kita ini mengalami krisis yang
                                                                                  melanda berbagai aspek, mulai
                                                                                  dari kehidupan, ekonomi, politik,
                                                                                  hukum, kepercayaan, dan yang
                                                                                  parahnya lagi adalah krisis
                                                                                  kebutuhan pokok. Karena pada
                                                                                  masa orde baru itu Indonesia
                                                                                  mengalami krisis yang cukup
                                                                                  parah, akhirnya muncullah
                                                                                  gerakan-gerakan mahasiswa dan
                                                                                  masyarakat lainnya yang meminta
                                                                                  Presiden Soeharto untuk turun
                                                                                  dari jabatannya.









                           demonstrasi  memprotes  kebijakan  pemerintah.  Setiap  hari  mahasiswa  dan  rakyat  mengadakan
                           demonstrasi mencapai puncaknya pada bulan Mei 1998, dengan berani meneriakkan reformasi bidang
                           politik,  ekonomi,  dan  hukum.  Pada  tanggal  20  Mei  1998  Presiden  Soeharto  berupaya  untuk
                           memperbaiki  program  Kabinet  Pembangunan  VII  dengan  menggantikan  dengan  nama  Kabinet
                           Reformasi,  namun  tidak  mendapat  tanggapan  rakyat.  Pada  hari  berikutnya  tanggal  21  Mei  1998
                           dengan  berdasarkan  Pasal  8  UUD  1945,  Presiden  Soeharto  terpaksa  menyerahkan  kepemimpinan
                           kepada Wakil Presiden Prof. DR. B.J. Habibie.






                                                                                                                    85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91