Page 66 - Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Maritim di Indonesia Pada Masa Kesultanan Islam
P. 66
• Kapur
• Sutera
• Kapas
• Kapur barus
• Menyan
• Belerang
Selain itu, perekonomian di Ibukota kerajaan juga tumbuh pesat, dibuktikan
dengan sudah adanya pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi. Di bidang
pertanian, daerah Pidie adalah lumbung bagi komoditas padi. Namun
komoditas utama atau bisa dikatakan unggulan di kesultanan Aceh yang
diekspor ke luar adalah lada.
Dengan kemakmuran dan kemajuan dibidang perekonomian, kesultanan Aceh
kemudian tumbuh menjadi kerajaan Islam besar yang diperkuat oleh armada
bersenjata yang besar dan kuat, terutama armada lautnya.
b. Kehidupan budaya di Kerajaan Aceh
Selain di bidang perekonomian, pengaruh letak yang strategis membuat
kehidupan sosial budaya di kerajaan Aceh tumbuh pesat. Hal ini disebabkan
karena interaksi dengan orang-orang luar seperti pedagang-pedagang dari
Timur Tengah dan Eropa.
Kehidupan sosial budaya dapat dilihat landasan hukum yang berlaku yang
didasari dari ajaran Islam. Hukum adat ini disebut hukum adat Makuta Alam.
Berdasarkan hukum ini, pengangkatan seorang sultan diatur dengan
sedemikian rupa dengan melibatkan ulama dan perdana menteri.
Sisa-sisa arsitektur bangunan peninggalan kesultanan Aceh keberadaannya
tidak terlalu banyak, disebabkan karena sudah terbakar pada masa perang
Aceh. Beberapa bangunan yang masih tersisa contohnya seperti Istana Dalam
Darud Donya yang sekarang menjadi Pendopo Gubernur Aceh.
Selain istana, beberapa peninggalan yang masih dapat kita lihat sampai
sekarang seperti Masjid Tua Indrapuri, Benteng Indra Patra, Gunongan, Pinto
Khop, dan kompleks pemakaman keluarga kesultanan Aceh.
2. Kerajaan Demak
64